Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat produksi kelapa sawit Indonesia dalam bentuk Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO) naik 13,1 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dari Agustus 2024 sampai Agustus 2025.
Kenaikan itu terjadi dari 34,5 juta ton pada Agustus 2024 menjadi 39,03 juta ton pada Agustus 2025. Sekretaris Jenderal GAPKI, Hadi Sugeng, menjelaskan peningkatan produksi tersebut karena faktor cuaca yang cukup baik. Sehingga petani dapat mengelola dan merawat kelapa sawit secara maksimal.
“Petani bisa mengelola dan merawat sehingga tahun ini produksi akan lebih bagus dan tahun depan kami juga optimis masih ada pertumbuhan meskipun mungkin 5-10 persen, tapi masih ada pertumbuhan,” kata Sugeng dalam Konferensi Pers IPOC 2025 di Kantor GAPKI, Jakarta Pusat pada Selasa (28/10).
Meski sudah naik sebesar 13,1 persen, Sugeng memproyeksi pada akhir tahun produksi akan sedikit lebih rendah. Sehingga kenaikan secara yoy hanya mencapai 10 persen pada Desember 2025.
“Mudah-mudahan tahun ini kita masih bisa jumlah lebih dari yang tahun lalu. Kira-kira kami sekitar 10 persen ya sekitar 56 sampai 57 juta ton (produksi sampai akhir tahun),” ujar Sugeng.
Selain produksi, Gapki mencatat ekspor kenaikan sebesar 15,3 persen secara yoy dari 19,5 juta ton pada Agustus 2024 menjadi 22,6 juta ton pada Agustus 2025. Secara nilai, peningkatan terjadi sebesar 43 persen dari USD 17,347 miliar pada Agustus 2024 menjadi USD 24,785 miliar pada Agustus 2025.
Menurut Sugeng, hal tersebut karena harga CPO di tahun ini lebih baik ketimbang tahun lalu.
“Di tahun lalu kita tertekan tadi saya sampaikan harga CPO agak tinggi sehingga beberapa wilayah kita kemungkinan terjadi pergeseran kepada minyak nabati yang lain dan tahun ini kita bisa jaga untuk supaya minyak lama sawat ini murah sehingga ekspor kita terus tumbuh sampai dengan akhir tahun,” ujar Sugeng.
Sementara untuk konsumsi lokal yang mencakup pangan, oleokimia, dan biodiesel naik 5 persen secara yoy dari 15,5 juta ton pada Agustus 2024 menjadi 16,4 juta ton pada Agustus 2025. Peningkatan itu didukung oleh peningkatan konsumsi biodiesel dari 7,4 juta ton menjadi 8,3 juta ton atau 12 persen secara yoy.
Dengan begitu, kini stok akhir kelapa sawit Indonesia ada pada angka 2,5 juta ton. Angka ini turun 10 persen dibanding posisi stok pada Agustus 2024 sebesar 2,8 juta ton.

10 hours ago
6






































