Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mencatat nilai transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) tanpa pindai atau QRIS Tap sudah mencapai Rp13,8 miliar dengan frekuensi sekitar 252 ribu transaksi, sejak diimplementasikan pertama kali pada Maret 2025.
Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta mengatakan bahwa kinerja yang positif juga tercermin dari jumlah merchant atau pedagang yang bisa menerima QRIS Tap mencapai 1,1 juta merchant.
“Kami akan terus meningkatkan (implementasi QRIS Tap). Animo masyarakat itu cukup besar menggunakan QRIS Tap. Perluasan di sektor transportasi, kita akan onboarding seluruh gate,” kata Filianingsih menjawab pertanyaan media dalam konferensi pers hasil RDG BI bulan November 2025, di Jakarta, Rabu.
Filianingsih menambahkan, BI juga akan terus mengembangkan fitur QRIS Tap in, Tap out setelah peluncuran. Selain itu, penggunaan juga akan diperluas untuk beragam jenis moda transportasi dan layanan publik di berbagai wilayah Indonesia.
“Di samping itu kita juga akan lakukan perluasan untuk sektor retail, yaitu perluasan di mall dan pasar agar siap QRIS Tap. Jadi di berbagai daerah,” kata dia lagi.
Adapun saat ini, catat Filianingsih, QRIS Tap sudah bisa diimplementasikan di sektor transportasi di 14 provinsi antara lain Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Bali.
Mengenai QRIS cross-border, Filianingsih mengatakan bahwa pembayaran digital lintas negara ini menunjukkan perkembangan yang positif, baik inbound maupun outbound.
BI terus mengembangkan kerja sama QRIS cross-border dengan berbagai negara. Yang terbaru, BI tengah mengembangkan sandbox QRIS cross-border dengan Korea Selatan.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur BI Perry Warjiyo melaporkan kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital pada Oktober 2025 yang tetap tumbuh positif, didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal.
Volume transaksi pembayaran digital mencapai 4,45 miliar transaksi atau tumbuh 31,20 persen (year on year/yoy) pada Oktober 2025 didukung oleh perluasan akseptasi pembayaran digital.
Volume transaksi aplikasi mobile dan internet masing-masing tumbuh sebesar 2,91 persen (yoy) dan 12,03 persen (yoy), termasuk transaksi QRIS yang tumbuh 139,45 persen (yoy). Kinerja positif tersebut didukung oleh peningkatan jumlah pengguna dan merchant.
Dari sisi infrastruktur, volume transaksi ritel yang diproses melalui BI-FAST mencapai 446,77 juta transaksi atau tumbuh 31,96 persen (yoy) dengan nilai transaksi mencapai Rp1.115,09 triliun pada Oktober 2025.
Volume transaksi nilai besar yang diproses melalui Sistem BI-RTGS tercatat sebanyak 0,99 juta transaksi, dengan nilai sebesar Rp22.524,61 triliun pada Oktober 2025.
Sementara dari sisi pengelolaan uang Rupiah, Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) tumbuh 13,37 persen (yoy) menjadi Rp1.213,76 triliun pada Oktober 2025.
“Stabilitas sistem pembayaran tetap terjaga, ditopang oleh infrastruktur yang stabil dan struktur industri yang sehat,” kata Perry pula.
Baca juga: Cara aktifkan QRIS Tap di e-wallet DANA, Shopeepay, dan Gopay
Baca juga: Bank Mandiri dan KAI meresmikan QRIS Tap di transportasi publik
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.






































