Jakarta (ANTARA) - Sebuah penelitian baru-baru ini mengungkapkan bahwa sejumlah hobi yang melibatkan aktivitas kreatif seperti musik, menari, melukis, bahkan bermain beberapa jenis video gim tertentu dapat membantu menjaga otak tampak lebih muda secara biologis.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications pada Oktober itu dilakukan oleh tim peneliti dari 13 negara yang menganalisis data otak lebih dari 1.400 orang dewasa dari berbagai usia di seluruh dunia, dilansir Fox News.
Dalam penelitiannya, para peserta menjalani pemindaian otak menggunakan Elektroensefalografi (EEG) dan Magnetoensefalografi (MEG) untuk membandingkan usia otak secara biologis dibandingkan dengan usia kronologis.
Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang secara rutin melakukan hobi kreatif menunjukkan pola aktivitas otak yang terlihat lebih muda dibandingkan usia asli mereka secara kronologis.
Bahkan, aktivitas kreatif dalam waktu singkat seperti beberapa minggu bermain video gim strategi (sekitar 30 jam), sudah membawa manfaat nyata pada otak yang dapat membuat usia otak tampak lebih muda secara biologis.
"Salah satu kesimpulan utama kami adalah Anda tidak perlu menjadi ahli untuk mendapatkan manfaat dari kreativitas. Memang, kami menemukan bahwa pemula mendapatkan manfaat dari sesi pelatihan singkat gim video," kata Dr. Carlos Coronel, penulis utama sekaligus peneliti pascadoktoral di Global Brain Health Institute, Trinity College Dublin dan Universidad Adolfo Ibanez.
Menurut para peneliti, temuan itu menjadi bukti berskala besar pertama yang secara langsung menghubungkan aktivitas-aktivitas kreatif dengan penuaan otak yang lebih lambat, setelah penelitian sebelumnya menghubungkan kreativitas dengan peningkatan suasana hati dan kesejahteraan.
"Kreativitas muncul sebagai penentu kuat kesehatan otak, sebanding dengan olahraga atau diet," ujar Dr. Agustin Ibanez, penulis senior penelitian dari Trinity College Dublin.
Meski demikian, para peneliti memperingatkan bahwa hasil penelitian di atas masih awal dan memiliki keterbatasan, di mana sebagian besar peserta adalah orang dewasa sehat, banyak sub-kelompok relatif kecil, dan penelitian ini belum melacak secara jangka panjang.
Para peneliti juga mencatat orang-orang kreatif sering kali memiliki kelebihan lain, seperti pendidikan yang lebih tinggi, kehidupan sosial yang aktif, dan akses yang lebih baik terhadap seni dan berbagai kegiatan sehingga hasil penelitian tersebut tidak dapat sepenuhnya memisahkan faktor-faktor tersebut dari dampak kreativitas itu sendiri.
"Bukti menunjukkan bahwa menari, melukis, membuat tembikar, menyulam, dan bahkan mengunjungi museum memberikan perlindungan saraf terbesar dalam menjaga kognisi dan meningkatkan fungsi kognitif pada lansia," kata Dr. Jon Stewart Hao Dy, ahli saraf dari Filipina, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut kepada Fox News.
Baca juga: Daftar hobi kekinian gen Z, kreatif dan penuh inspirasi
Baca juga: “Street Fotografi Otomotif” semakin populer
Baca juga: Jika hanya boleh akan satu menu, Sandiaga Uno pilih tumis pare
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

12 hours ago
2







































