Jakarta (ANTARA) - Baterai litium kerap digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai untuk handphone, kamera digital, hingga kendaraan listrik, semua perangkat portabel mengandalkan teknologi baterai ini.
Kepadatan energi yang tinggi, bobot yang ringan, serta efisiensi pengisian membuat baterai litium diandalkan masyarakat.
Sebenarnya baterai litium memiliki berbagai jenis, masing-masing dengan karakteristik, kelebihan, kekurangan dan fungsi berbeda.
Secara umum, semua baterai litium bekerja dengan prinsip pergerakan ion litium antara katoda (elektroda positif) dan anoda (elektroda negatif).
Material umum yang digunakan adalah senyawa berbasis litium untuk anoda dan grafit karbon untuk katoda, dengan elektrolit pemisah yang bervariasi sesuai teknologi.
Baca juga: Pakar ungkap bagaimana seharusnya sistem kelola baterai EV bekas
Berikut enam jenis baterai litium yang paling banyak digunakan saat ini.
1. Lithium Iron Phosphate (LFP/LiFePO4)
Jenis baterai ini dikenal stabil dan aman karena memakai material LiFePO4 yang tidak mudah bereaksi pada suhu tinggi. Struktur kimianya membuat baterai lebih tahan terhadap risiko thermal runaway, kondisi yang dapat memicu kebakaran.
Karakteristik utama:
- Tegangan nominal 3,2–3,3V
- Umur pakai hingga 2.500 siklus
- Stabil sampai 270°C
- Energi spesifik 90–120 Wh/kg
Kelebihan: Masa pakai panjang, aman, dan dapat dikosongkan hampir 100 persen.
Kekurangan: Performa menurun pada suhu rendah dan kapasitas energi lebih kecil dibanding jenis lain.
Penggunaan: Kendaraan listrik, penyimpanan energi surya, karavan, kapal, dan UPS.
2. Lithium Cobalt Oxide (LCO/LiCoO2)
LCO merupakan salah satu jenis paling umum pada perangkat elektronik. Kepadatan energinya tinggi, sehingga cocok untuk produk berukuran kecil. Namun, stabilitas termalnya lebih rendah dibanding jenis lainnya.
Karakteristik:
- Tegangan nominal 3,6V
- Umur pakai 500–1.000 siklus
- Stabil sekitar 150°C
- Energi spesifik 150–200 Wh/kg
Kelebihan: Cocok untuk perangkat kecil karena energi tinggi dalam ukuran ringkas.
Kekurangan: Masa pakai pendek dan rentan pada suhu tinggi.
Penggunaan: Smartphone, laptop, tablet, dan kamera digital.
Baca juga: Ini faktor penyebab dan mencegah baterai lithium bisa meledak
3. Lithium Manganese Oxide (LMO/LiMn2O4)
LMO menggunakan struktur spinel yang memungkinkan perpindahan ion lebih cepat. Baterai ini cukup stabil dan mampu melepaskan arus dengan baik, namun umur pakainya lebih pendek.
Karakteristik:
- Tegangan nominal 3,7V
- Umur pakai 300–800 siklus
- Stabil hingga 250°C
- Energi spesifik 100–150 Wh/kg
Kelebihan: Fleksibel untuk penyesuaian desain dan stabil secara termal.
Kekurangan: Daya tahan pendek dan performa keseluruhan tidak setinggi LFP.
Penggunaan: Perkakas listrik, motor listrik, instrumen medis, dan kendaraan hibrida.
4. Lithium Nickel Mangan Cobalt (NMC/LiNiMnCoO2)
NMC menjadi salah satu jenis paling fleksibel berkat kombinasi nikel, mangan, dan kobalt. Formulasi ini membuat baterai memiliki keseimbangan antara performa, kapasitas, dan ketahanan.
Karakteristik:
- Tegangan nominal 3,7V
- Umur pakai sekitar 1.500 siklus
- Stabil hingga 210°C
- Energi spesifik 150–220 Wh/kg
Kelebihan: Masa pakai lebih panjang dari LCO dan LMO, serta dapat dioptimalkan sesuai kebutuhan industri.
Kekurangan: Biaya awal hampir mendekati LFP, tetapi masa pakainya lebih pendek.
Penggunaan: Kendaraan listrik, alat medis, dan perkakas energi tinggi.
Baca juga: Kebakaran ruko Jakpus, pemicunya diduga baterai drone terbakar
5. Lithium Nickel Cobalt Aluminium Oxide (NCA/LiNiCoAlO2)
NCA merupakan turunan NMC dengan penambahan aluminium untuk meningkatkan kestabilan. Performa energinya tinggi, tetapi lebih sensitif terhadap kenaikan suhu.
Karakteristik:
- Tegangan nominal 3,6V
- Umur pakai sekitar 500 siklus
- Risiko thermal runaway mulai 150°C
- Energi spesifik 200–260 Wh/kg
Kelebihan: Kapasitas energi besar dan cocok untuk arus menengah hingga tinggi.
Kekurangan: Stabilitas rendah pada kondisi ekstrem dan biaya relatif mahal.
Penggunaan: Banyak digunakan pada kendaraan listrik.
6. Lithium Titanate Oxide (LTO/Li2TiO3)
Berbeda dari jenis lain, LTO memakai litium titanat pada anoda. Material ini membuat baterai jauh lebih tahan lama dan stabil, meski kapasitas energinya lebih rendah.
Karakteristik:
- Tegangan nominal 2,4V
- Umur pakai sangat panjang: 3.000–7.000 siklus
- Stabil pada 175–225°C
- Energi spesifik 50–80 Wh/kg
Kelebihan: Pengisian cepat dan umur baterai luar biasa panjang.
Kekurangan: Harga dua kali lipat baterai LFP dan kapasitas energi rendah.
Penggunaan: Peralatan medis, sistem industri, dan aplikasi kendaraan listrik tertentu.
Baca juga: Apakah pengemudi EV berisiko terpapar radiasi? Ini kata studi
Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

13 hours ago
2







































