Jakarta (ANTARA) - Bila dahulu kesenjangan usia dalam berpasangan kerap memicu perdebatan yang tiada habis, kini perdebatan bergeser pada hubungan pasangan dengan kesenjangan gaya yang mencolok.
Istilah untuk menggambarkan pasangan yang memiliki perbedaan selera fesyen atau gaya berpakaian tersebut dikenal di media sosial dengan sebutan "swag gap".
Istilah yang awalnya muncul sebagai meme di TikTok itu kini tidak hanya dipakai untuk menggambarkan perbedaan dalam selera fesyen atau gaya berpakaian, melainkan mencakup pula perbedaan kepercayaan diri, citra diri, ketenaran, hingga aura energi antara orang yang berpasangan.
Kesenjangan tersebut membuat keduanya seakan tampak tidak sepadan atau seimbang bila bersandingan di muka publik. Misalnya, salah satu pasangan tampil sangat modis, sedangkan salah satunya kurang modis atau memiliki selera fesyen yang berbeda.
Oleh karena itu, fenomena "swag gap" di media sosial memicu perdebatan apakah hal tersebut memiliki pengaruh dan memainkan peran penting dalam hubungan berpasangan.
Pandangan publik pun terbelah antara hubungan berpasangan yang memiliki "swag gap" dapat berjalan, atau kah justru memicu jurang perbedaan yang pada akhirnya memicu perpisahan.
Sebagiannya lagi, menganggap ide hubungan "swag gap" sebagai sesuatu yang menarik, bak di film-film ketika seorang cowok kutu buku berpasangan dengan cewek cheerleader.
Contoh pasangan selebritas global yang dianggap memiliki "swag gap" mencolok di media sosial ialah pasangan Justin Bieber dan Hailey Bieber, khususnya ketika mereka difoto saat acara peluncuran brand kecantikan Hailey, Rhode, pada Agustus 2023.
Selain itu, pasangan Selena Gomez dengan Benny Blanco, serta Timothée Chalamet dengan Kylie Jenner, juga kerap muncul di media sosial sebagai pasangan yang dianggap memiliki "swag gap".
"Swag gap" dianggap tidak hanya soal kemungkinan pasangan tersebut menuai sorotan publik, utamanya bagi pasangan publik figur, namun beberapa menganggap kesenjangan tersebut dapat mempengaruhi dinamika emosional dalam hubungan dan cukup untuk menghancurkan seluruh hubungan.
Psikoloog hubungan Anjula Mutanda menjelaskan bahwa jika salah satu pasangan menganggap diri mereka lebih gaya dan menggunakannya untuk merasa superior, hal itu dapat menyebabkan dinamika kekuasaan yang tidak sehat dalam sebuah hubungan.
“Pasangan Anda mungkin sudah berusaha keras, tetapi dalam benak Anda, usaha itu masih belum memenuhi standar tinggi yang Anda miliki," katanya kepada BBC.
Pelatih kencan Vicki Pavitt pun memandang bahwa "swag gap" bisa memicu konflik karena setiap pasangan ingin merasa “bangga berdiri di samping satu sama lain”.
Menurut dia sebagaimana dimuat BBC, jika salah satu pihak terlihat tidak berusaha sekeras yang lain, hal itu bisa terasa seperti sikap yang tidak menghargai hubungan.
Namun, dia mengingatkan pula bahwa bisa jadi masalahnya cukup sederhana, yakni salah seorang pasangan tersebut memang tidak terlalu peduli soal fesyen, meski sebenarnya punya niat baik.
Di sisi lain, pakar hubungan Aanchal Gupta memandang perbedaan semacam itu tidak harus merusak suatu hubungan sebab menurutnya sangat tidak masuk akal menjadikan gaya pribadi sebagai poin perselisihan dalam sebuah hubungan.
"Ada hal-hal yang jauh lebih penting yang membuat sebuah hubungan berhasil, kepercayaan, komunikasi, kedewasaan, dan nilai-nilai yang sama. Gaya setiap orang hanya lah ekspresi dari siapa mereka, dan itu harus diterima," kata Aanchal Gupta, dilansir Times of India.
"Swag gap" pun bukan lah suatu vonis yang bersifat permanen sebab kepercayaan dan citra diri sedianya dapat tumbuh seiring berjalannya waktu, pengalaman, dan penerimaan diri seseorang.
Banyak publik figur yang awalnya terlihat “biasa saja”, tetapi kemudian memancarkan "swag" yang kuat setelah berproses menemukan identitas, gaya personal, dan kenyamanan dengan siapa mereka berpasangan.
Pada akhirnya, "swag gap" mengingatkan bahwa “keren” di tengah era yang sangat visual saat ini bukan hanya soal apa yang dikenakan, melainkan bagaimana seseorang hadir dan membawakan dirinya di muka umum.
Baca juga: China Rilis 10 Istilah Media Populer Teratas 2025
Baca juga: Ketahui istilah "Catur Wedha" sebagai nasihat rumah tangga adat Jawa
Baca juga: Istilah bahasa korporat kekinian: Dari "jump in" hingga "adjust"
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

2 days ago
6






































