Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn mendesak Thailand dan Kamboja mematuhi gencatan senjata dan menempatkan perdamaian sebagai prioritas, di tengah kembali merebaknya konflik terbuka di perbatasan kedua negara tersebut.
Tanpa menyebut langsung nama pihak yang berseteru, Kao menegaskan bahwa seluruh anggota ASEAN, termasuk Thailand dan Kamboja, berkewajiban menjunjung prinsip Piagam ASEAN dan Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama (TAC).
“Dasar ini mendorong kita untuk menjunjung tinggi penyelesaian sengketa secara damai, memperkuat kerja sama, dan memastikan perdamaian dan stabilitas terwujud di wilayah kita,” ujar Sekjen ASEAN saat menyambut Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao di Sekretariat ASEAN Jakarta, Kamis.
Kao menyoroti bahwa eskalasi konflik kini menjadi perhatian media kawasan dan global. Situasi tersebut mendorong ASEAN dan para pemimpin dunia untuk mendesak kedua negara agar menghentikan perang.
Terlebih, konflik yang terjadi berdampak langsung pada masyarakat yang tinggal di kedua sisi perbatasan Kamboja dan Thailand, yang sama-sama merupakan anggota ASEAN.
“Sampai mitra eksternal kita, termasuk Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, turut mendorong gencatan senjata, deeskalasi ketegangan, dan kembalinya pendekatan dialog dan diplomasi,” kata Kao.
Ia menyampaikan keprihatinan mendalam karena ketegangan tersebut muncul pada momentum penting, yakni setelah ASEAN resmi menerima Timor Leste sebagai anggota penuh dalam KTT ke-47 di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Oktober lalu.
Kao berharap konflik dapat diselesaikan sepenuhnya melalui cara damai sesuai nilai-nilai ASEAN. “Berikanlah perdamaian peluang,” ujarnya.
Ketegangan di perbatasan Thailand dan Kamboja kembali meruncing sejak akhir pekan lalu setelah kedua pihak saling menuduh melanggar gencatan senjata.
Bentrokan terbaru sejak Senin (8/12) telah menewaskan sembilan warga sipil di Kamboja dan enam tentara Thailand, serta memaksa lebih dari setengah juta orang mengungsi di kedua sisi perbatasan, dengan Bangkok menggunakan jet tempur F-16 untuk membombardir tetangga selatannya.
Sengketa antara kedua negara tersebut tetap meruncing meski Kamboja dan Thailand baru menandatangani perjanjian damai di sela KTT ASEAN Oktober lalu, sebagai komitmen kedua negara untuk menurunkan ketegangan.
Baca juga: Setengah juta orang lebih mengungsi akibat bentrokan Thailand-Kamboja
Baca juga: Konflik Thailand-Kamboja: PM Charnvirakul siap berunding dengan Trump
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

1 day ago
3







































