Jakarta (ANTARA) - Gusi bengkak sering dianggap masalah ringan dan sepele, padahal kondisi ini bisa menjadi tanda awal gangguan kesehatan mulut yang lebih serius. Jika dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, pembengkakan gusi tidak hanya menimbulkan rasa nyeri dan ketidaknyamanan, tetapi juga berpotensi memicu berbagai komplikasi yang merugikan kesehatan gigi dan tubuh secara keseluruhan.
Mengenali risiko komplikasi gusi bengkak sejak dini penting agar langkah pencegahan dan pengobatan bisa dilakukan lebih cepat, menjaga mulut tetap sehat, dan mencegah kerusakan permanen pada gigi serta jaringan penyangganya.
Berikut ini adalah risiko komplikasi dari gusi yang membengkak, berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari berbagai sumber.
Risiko komplikasi gusi bengkak
Jika gusi bengkak tidak segera ditangani, kondisi ini dapat memburuk dan menimbulkan risiko komplikasi serius bagi kesehatan mulut. Meskipun pada awalnya gusi bengkak mungkin terlihat ringan, tanpa pengobatan yang tepat, masalah ini bisa berkembang menjadi penyakit mulut yang lebih parah, termasuk penyakit periodontal. Beberapa komplikasi yang dapat muncul antara lain:
1. Bau mulut (halitosis): Penumpukan bakteri akibat gusi yang meradang dapat menghasilkan bau tidak sedap, yang sering sulit diatasi hanya dengan menyikat gigi.
2. Gusi lunak dan mudah berdarah: Gusi yang tidak sehat akan menjadi lebih sensitif, mudah berdarah saat menyikat gigi atau makan, dan menandakan peradangan yang sedang berlangsung.
3. Gigi lepas atau kehilangan gigi: Peradangan kronis dapat merusak jaringan penyangga gigi, sehingga gigi menjadi goyah dan berisiko tanggal jika tidak ditangani.
4. Nyeri saat mengunyah: Gusi bengkak yang tidak diobati dapat membuat proses mengunyah terasa sakit, mengganggu pola makan, dan mempengaruhi kualitas hidup sehari-hari.
5. Gusi yang menjauh dari gigi dan memutih: Perubahan ini menunjukkan adanya kerusakan pada jaringan gusi dan tulang di sekitarnya, yang memudahkan infeksi masuk lebih dalam.
6. Perubahan gigitan: Gusi dan tulang yang mengalami kerusakan bisa membuat posisi gigi bergeser, sehingga menyebabkan perubahan cara mengatupkan gigi saat menutup mulut.
7. Resesi gusi (penyusutan gusi): Penyusutan gusi membuat akar gigi lebih terbuka, meningkatkan sensitivitas, dan mempermudah bakteri masuk ke jaringan gigi.
8. Pengeroposan tulang rahang: Infeksi yang tidak diobati dapat menyebar ke tulang penyangga gigi, menyebabkan keropos dan meningkatkan risiko kehilangan gigi permanen.
9. Gingivitis kronis dan periodontitis: Kedua kondisi ini dapat merusak jaringan gusi serta tulang penyangga gigi secara bertahap, memperparah kerusakan mulut jika tidak segera ditangani.
10. Pembusukan gigi: Kondisi gusi yang meradang dan tidak dirawat dapat meningkatkan risiko kerusakan gigi, termasuk pembusukan akibat bakteri yang berkembang di sekitar gusi dan akar gigi.
Jika dibiarkan, semua komplikasi ini tidak hanya mengganggu fungsi mulut tetapi juga dapat berdampak serius pada kesehatan secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk tidak menyepelekan gusi bengkak dan segera melakukan pemeriksaan ke dokter gigi ketika gejala muncul.
Penanganan dini tidak hanya mencegah komplikasi serius, tetapi juga membantu menjaga kesehatan mulut, kekuatan gigi, dan kenyamanan dalam beraktivitas sehari-hari.
Baca juga: 7 makanan yang baik dikonsumsi untuk meredakan gusi bengkak
Baca juga: 6 masalah utama yang bikin gusi bengkak dan sakit gigi
Baca juga: Apa itu gusi bengkak? Ini penjelasan dan gejala peradangannya
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

15 hours ago
5






































