Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, memicu potensi klaim asuransi mencapai hampir Rp1 triliun atau tepatnya sekitar Rp967,03 miliar menurut data hingga 10 Desember 2025.
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono mengatakan berdasarkan laporan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), potensi klaim asuransi properti mencapai Rp492,53 miliar, sedang potensi klaim asuransi kendaraan bermotor sekitar Rp74,50 miliar.
"Sedangkan konsorsium Asuransi Barang Milik Negara (BMN) melaporkan adanya potensi klaim sebesar Rp400 miliar," kata Ogi Prastomiyono di Jakarta, Kamis.
Sementara itu untuk asuransi jiwa, lanjutnya, sampai saat ini masih terus dilakukan pemantauan terhadap kondisi di lapangan. Angka-angka tersebut masih bersifat sementara dan masih akan terus bergerak seiring proses pendataan dari lapangan.
Baca juga: OJK beri kebijakan khusus bagi debitur terdampak bencana di Sumatera
Tidak hanya asuransi komersial, ia juga memastikan pengelolaan asuransi dan jaminan sosial tetap berjalan dengan baik di tengah masa pemulihan pascabencana saat ini.
BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, Taspen, maupun Asabri terus melakukan monitoring dan pendataan terhadap para peserta program yang terdampak bencana.
“Sebagai contoh, Asabri telah menyelesaikan pembayaran santunan pada ahli waris prajurit TNI yang gugur dalam tugas penanganan bencana,” ujarnya.
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.








































