Istanbul (ANTARA) - Situasi keamanan di negara Afrika barat Benin berangsur terkendali usai pasukan keamanan mengambil tindakan terhadap upaya kudeta yang terjadi pada Minggu waktu setempat.
"Kami sedang membereskan semuanya, tapi ini belum selesai. Kami dalam keadaan aman," kata Menteri Keuangan Benin Romuald Wadagni kepada media Jeune Afrique.
Ia menambahkan bahwa para pelaku kudeta masih bertahan di tempat mereka.
Sekelompok personel militer Benin sebelumnya mengumumkan via televisi nasional bahwa mereka telah menyingkirkan Presiden Patrice Talon dari tampuk kekuasaan.
Mereka kemudian menyatakan penunjukan Letnan Kolonel Pascal Tigri untuk memimpin suatu "komite militer untuk pembangunan kembali" yang baru dibentuk.
Para pelaku kudeta tersebut mengumumkan penangguhan konstitusi dan pembubaran semua institusi dan partai politik. Mereka juga berkata akan menutup perbatasan Benin.
Sementara itu, Kedutaan Besar Prancis di Benin, dalam pernyataannya, berkata bahwa baku tembak terjadi di Camp Guezo, dekat kediaman presiden.
Kedubes Prancis mengimbau WN Prancis yang berada di Benin untuk tetap berada di tempat tinggalnya masing-masing hingga pemberitahuan selanjutnya "ketika situasi sudah sepenuhnya jelas".
Patrice Talon, seorang mantan pengusaha, menjabat sebagai Presiden Benin sejak 2016 dan terpilih kembali untuk masa jabatan keduanya pada tahun 2021.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Korban tewas kecelakaan bus terjun di Benin bertambah jadi 27 orang
Baca juga: Indonesia promosikan produk industri pertahanan ke Benin
Baca juga: Tim medis ke-27 asal Ningxia China dikirim ke Benin
Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

7 hours ago
1







































