Jepang mengajukan protes terhadap China terkait insiden pesawat tempur yang melibatkan kedua negara. Jepang menyebut sangat menyesalkan tindakan China dan menilai aksi tersebut sangat berbahaya.
Insiden pesawat tempur itu terjadi pada Sabtu (6/12). Saat itu radar pesawat tempur China J-15 mengunci (radar lock) pesawat tempur F-15 Jepang yang berada di sekitar Kepulauan Okinawa.
Radar lock itu, kata Jepang, terjadi dua kali. Penguncian pertama berlangsung selama 3 menit pada sore hari dan 30 menit pada malam hari.
Menurut laporan media Jepang Kyodo News, peluncuran pesawat tempur F-15 di sekitar Okinawa bertujuan membayangi pesawat China yang tengah menggelar latihan lepas landas dan mendarat di kawasan Pasifik.
Sumber Kementerian Pertahanan Jepang kepada Kyodo News memastikan bahwa selain menjaga jarak aman, pesawat tempur F-15 tidak melakukan tindakan provokatif.
Kejadian itu berlangsung sebulan setelah komentar PM Sanae Takaichi mengenai Taiwan. Komentar tersebut memicu kemarahan China yang menyebut Taiwan adalah bagian dari negaranya.
Dalam pernyataan resmi pada Minggu (7/12), Menhan Shinjiro Koizumi menegaskan bahwa protes sudah dilayangkan. Ia juga memastikan bahwa jet tempur F-15 Jepang berada dalam jarak aman operasional.
“Kami telah menyampaikan protes keras kepada pihak China dan menuntut langkah pencegahan yang ketat,” kata Koizumi seperti dikutip dari Associated Press.
Sementara itu, juru bicara Angkatan Laut China, Kolonel Senior Wang Xuemeng, menyebut insiden itu dipicu pelanggaran yang dilakukan pesawat tempur Jepang. Ia mengatakan China telah memberi tahu sebelumnya mengenai latihan militer di sekitar Okinawa.
“Kami meminta Jepang segera berhenti memfitnah dan menahan tindakan garis depannya. Angkatan Laut China akan mengambil langkah yang diperlukan sesuai hukum untuk menjaga keamanan dan kepentingan sah kami,” kata Wang dalam pernyataannya di situs Kementerian Pertahanan China.

2 hours ago
2




































