Ilmuwan Skeptis Google Bisa Bikin Data Center AI di Luar Angkasa 2027, Kenapa?

4 days ago 4
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Ilustrasi data center Google Cloud. Foto: Google Cloud

Google memperkenalkan Project Suncatcher pada awal November 2025. Project Suncatcher merupakan proyek ambisius membuat konstelasi satelit yang bekerja sebagai pusat data (data center) di luar angkasa, terdengar seperti film sci-fi.

Meski ide data center di luar angkasa masuk akal, pernyataan CEO Google, Sundar Pichai, dalam wawancara bersama Fox News beberapa hari lalu langsung bikin banyak ilmuwan skeptis.

“Salah satu proyek moonshot kami adalah… bagaimana suatu hari nanti kita bisa punya pusat data di luar angkasa, agar bisa memanfaatkan energi Matahari yang jumlahnya 100 triliun kali lebih besar dari energi yang kita hasilkan di seluruh Bumi?” ujar Pichai.

Namun, masalahnya bukan pada angka 100 triliun, tetapi konteksnya yang membuat para fisikawan, astronom, dan insinyur antariksa kompak berkata bahwa, “Itu nggak mungkin terjadi!

Energi Besar tapi Belum Bisa Dimanfaatkan

Data International Energy Agency menyebut dunia menggunakan 3,4 terawatt listrik, sementara luminositas Matahari, total energi dari sinar gamma hingga gelombang radio, adalah 3,8 × 10²⁶ watt. Jadi benar, energi Matahari memang 100 triliun kali lebih besar daripada energi yang kita hasilkan di Bumi.

Pesawat kru Apollo 11 terlihat dalam orbit bulan setelah lepas landas dari permukaan Bulan. Foto: AFP/NASA

Namun jumlah itu juga 100 triliun kali lebih besar daripada yang kita terima.

Sebagai gambaran, ada sekitar 100 miliar sistem planet di galaksi kit, dan anggap saja setiap sistem punya peradaban seperti manusia. Jika energi Matahari bisa dimanfaatkan 100 persen, itu cukup untuk menyediakan listrik bagi semua peradaban, termasuk 1.000 galaksi lain yang masing-masing punya 100 miliar peradaban serupa.

Masalahnya, kita bahkan tidak butuh energi sebesar itu, dan yang terpenting kita tidak punya kemampuan untuk memanennya.

Energi surya memang penting, terutama untuk transisi energi dan mengurangi krisis iklim. Namun panel surya hanya menangkap sebagian kecil spektrum cahaya Matahari. Di luar angkasa, penyerapan bisa lebih luas, tapi teknologi untuk menangkap seluruh spektrum cahaya belum ada.

Secara teori, cara menangkap seluruh energi Matahari adalah membangun Dyson sphere, megastruktur yang mengelilingi Matahari.

Masalahnya? Materialnya tidak cukup, bahkan jika seluruh Tata Surya dibongkar. Kita tidak punya teknologi untuk menambang, memindahkan, dan merakit struktur sebesar itu.

Struktur cangkang padat di sekitar Matahari tidak stabil, dan butuh koreksi terus-menerus. Tata Surya penuh asteroid dan komet, hasilnya Dyson sphere bakal bolong seperti saringan.

Singkatnya, Dyson sphere tetap hanya menjadi konsep teori, belum bisa diwujudkan dalam ratusan tahun ke depan.

Kebutuhan data center, terutama untuk kecerdasan buatan (AI), melonjak drastis. Pusat data butuh energi besar dan air sangat banyak untuk pendingi...

Read Entire Article