Jakarta (ANTARA) - Diabetes sering disebut salah satu penyakit “silent killer” karena gejalanya bisa muncul perlahan dan sulit disadari. Banyak orang baru mengetahui mereka mengidap diabetes setelah komplikasi serius terjadi.
Oleh karena itu, mengenali cara diagnosis yang tepat sangat penting dan mengetahui kapan harus memeriksakan diri ke dokter dapat membantu deteksi dini, pengelolaan yang lebih efektif, serta mencegah komplikasi jangka panjang.
Berikut ini adalah berbagai metode diagnosis diabetes dan panduan kapan waktu terbaik untuk melakukan pemeriksaan medis, berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari berbagai sumber.
Cara mendiagnosis diabetes
Untuk mendiagnosis diabetes, dokter biasanya memulai dengan wawancara medis, menanyakan gejala, riwayat kesehatan, dan faktor risiko. Selanjutnya, dokter akan memeriksa kadar glukosa darah melalui beberapa jenis tes, antara lain:
1. Tes glukosa darah puasa
Pada tes ini, pasien tidak diperbolehkan makan atau minum selain air putih selama minimal delapan jam sebelum pemeriksaan. Tujuannya adalah untuk mengetahui kadar gula darah dasar tanpa pengaruh makanan.
2. Tes glukosa darah acak
Tes ini dapat dilakukan kapan saja tanpa persiapan khusus, termasuk saat pasien sedang tidak berpuasa.
3. Tes A1c (HbA1C)
Tes ini mengukur kadar glukosa darah rata-rata selama dua hingga tiga bulan terakhir, sehingga memberikan gambaran jangka panjang mengenai kontrol gula darah seseorang.
4. Tes toleransi glukosa oral
Setelah puasa semalam, pasien akan mengonsumsi minuman manis khusus. Kadar gula darah kemudian diperiksa pada satu, dua, dan tiga jam setelahnya untuk melihat bagaimana tubuh memproses glukosa.
Selain tes darah, dokter juga dapat memeriksa urine dan autoantibodi untuk membedakan diabetes tipe 1 dan tipe 2. Pemeriksaan autoantibodi menunjukkan apakah sistem kekebalan menyerang sel penghasil insulin, sedangkan pemeriksaan urine dapat mendeteksi adanya keton, yang menandakan tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi.
Semua pemeriksaan ini bisa dilakukan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya yang menyediakan layanan laboratorium.
Kapan harus ke dokter?
Jika Anda merasa ada tanda-tanda diabetes pada diri sendiri atau anak, segera konsultasikan ke dokter. Jangan menyepelekan gejala yang muncul, karena semakin cepat penyakit ini terdeteksi, pengobatan dapat dimulai lebih awal.
Bagi mereka yang sudah didiagnosis diabetes, rutin menemui dokter sangat penting untuk mengelola kondisi dan menjalani perawatan yang tepat. Segera periksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam jika mengalami gejala seperti sering buang air kecil, rasa haus yang berlebihan, penurunan berat badan tanpa sebab jelas, atau penglihatan kabur.
Selain itu, lakukan pemeriksaan gula darah secara berkala jika Anda memiliki faktor risiko diabetes, seperti riwayat keluarga dengan diabetes, berat badan berlebih, atau kurang aktif bergerak.
Baca juga: Mitos dan fakta tentang diabetes
Baca juga: Diabetes: Begini cara pencegahan dan metode pengobatannya
Baca juga: Gejala & faktor risiko diabetes tipe 1 dan tipe 2
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

1 day ago
1






































