Musisi senior dan drummer legendaris, Yaya Moektio, telah berpulang hari ini, Senin (8/12). Jenazah Yaya sudah dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan. Putra almarhum, Rama Moektio, mengungkapkan kronologi serta penyebab sang ayah meninggal dunia.
Rama menuturkan, kondisi kesehatan ayahnya menurun secara signifikan dalam tiga tahun terakhir. Awalnya, keluarga dan dokter menduga Yaya Moektio hanya mengidap masalah lambung.
"Ayah sudah punya penyakit, ternyata dasarnya usus buntu. Tapi enggak dirasa sama Papa. Tiga tahun ini, setiap tahun itu ada tiga kali masuk rumah sakit. Yang dikasih dokter dan apa yang dirasain Papa itu kayak asam lambung atau maag," ungkap Rama saat ditemui usai pemakaman.
Kondisi usus buntu Yaya Moektio semakin parah hingga akhirnya pecah dan meradang. Usus buntu lalu memicu infeksi yang menyebar ke organ vital lainnya.
"Ternyata usus buntu pecah dan sudah meradang kronis akut. Nah setelah pecah, nanahnya itu menyebar, menjadi bakteri dan infeksi di mana-mana. Sudah mulai naik ke paru, terus turun ke ginjal," jelas Rama.
Yaya sempat menjalani dua kali operasi. Operasi pertama berjalan lancar, tetapi pada operasi kedua, dokter menemukan infeksi yang masih menjalar.
Kondisi ini diperparah dengan munculnya penyakit Tuberkulosis (TB) yang menyerang berbagai organ tubuh Yaya Moekito.
"Ternyata Ayah tuh di penyakit yang belum ada, kayak parunya yang tadinya enggak ada jadi kena TB, ususnya kena TB, ginjalnya juga kena. Itu yang bikin Papa enggak bisa membaik," tambah Rama.
Yaya Moekito 17 Hari di Rumah Sakit
Rama menceritakan ayahnya sempat dirawat intensif selama kurang lebih 17 hari, mulai dari RS Mayapada hingga dipindahkan ke RS Fatmawati.
Selama perawatan, kondisi Yaya naik turun. Sejak hari kelima perawatan, almarhum sudah kehilangan kemampuan berbicara dan kesadarannya terus menurun.
"Hari ke-5 di Mayapada itu udah enggak bisa omong. Sempat stabil dan sadar satu hari, tapi responnya cuma nengok. Masuk hari ke-10, matanya sudah tidak merespons bagus," kenang Rama.
Hingga akhirnya, Yaya Moekito mengembuskan napas terakhir pada Senin dini hari.
"Meninggal jam 4 pagi, sekitar 2 atau 3 menit sebelum adzan subuh. Babe kita bimbing doa dari jam 8 malam sampai jam 2. Saya bilang sama dokter dimaksimalin saja, tapi enggak usah dipaksa," tutur Rama.
Keinginan Terakhir yang Belum Terwujud
Sebelum jatuh sakit, Yaya Moektio punya keinginan yang belum sempat terlaksana. Ia berencana membuat acara musik untuk mengenang sahabatnya, basis Reddy Noor, yang baru saja meninggal dunia.
"Dia mau bikin 'Reddy Noor Night', mau dikumpulin teman-teman Geng Pegangsaan. Akhirnya dia lagi tengah jalan mau urus, ternyata sakit. Sekarang mungkin jadinya 'Yaya Moektio and Reddy Noor Night' yang akan dibikin sama teman-temannya Papa," ucap Rama.

2 hours ago
3




































