Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat total pendapatan industri asuransi jiwa mencapai Rp174,21 triliun pada periode Januari hingga September 2025 atau hingga kuartal III tahun ini, meningkat 3,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
“Berdasarkan data laporan periode ini industri asuransi jiwa menunjukkan penguatan yang stabil dengan jangkauan perlindungan yang semakin luas bagi masyarakat Indonesia,” ujar Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon di Jakarta, Senin.
Ia menyatakan stabilitas kinerja tersebut didorong oleh strategi industri yang semakin fokus pada pertumbuhan bisnis jangka panjang yang sehat.
Kenaikan total pendapatan industri asuransi jiwa tersebut, lanjut dia, juga didukung oleh peningkatan pendapatan premi.
Meskipun secara nominal (unweighted) total pendapatan premi tercatat sedikit terkoreksi sebesar 1,1 persen yoy menjadi Rp133,22 triliun, tapi pendapatan premi yang disetahunkan (weighted) meningkat 4 persen yoy menjadi Rp88,06 triliun.
“Dari kenaikan pendapatan tersebut, kami menyoroti kenaikan total pendapatan premi yang diperoleh dari metode pembayaran reguler sebesar 5 persen secara year-on-year,” kata Budi.
Pendapatan premi dari metode pembayaran reguler atau berkala tercatat tumbuh 5 persen menjadi Rp83,04 triliun.
Sementara pendapatan dari pembayaran premi tunggal (single premium) mengalami penurunan sebesar 9,9 persen menjadi Rp50,18 triliun.
Budi mengatakan, hal tersebut mengindikasikan bahwa industri asuransi jiwa mulai mengurangi ketergantungan pada produk premi tunggal dan beralih ke produk dengan pembayaran berkala yang mencerminkan komitmen perlindungan jangka panjang.
Selain itu, ia menilai bahwa hal tersebut juga menunjukkan daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih, sehingga konsumen memilih produk asuransi dengan nominal premi yang lebih terjangkau melalui pembayaran berkala.
Capaian positif lainnya adalah total tertanggung industri asuransi jiwa yang melonjak 12,8 persen mencapai 151,56 juta orang hingga kuartal III 2025.
“Adanya peningkatan pada total tertanggung sementara perolehan premi bisnis baru khususnya di pembayaran premi tunggal justru menurun menggambarkan bahwa saat ini kesadaran masyarakat untuk memiliki asuransi jiwa sudah tumbuh," ucap Budi Tampubolon.
Baca juga: AAJI sebut aset investasi asuransi jiwa Rp551,31 triliun per Juni 2025
Baca juga: AAJI: Asuransi jiwa bayar klaim Rp72,47 triliun pada semester I 2025
Baca juga: AAJI sebut konsolidasi BUMN asuransi tak berdampak pada bisnis swasta
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.








































