Brasilia (ANTARA) - Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menginginkan lebih banyak keringanan tarif untuk barang-barang negaranya setelah berbicara via telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Selasa (2/12).
Dilaporkan Xinhua, Kamis, dalam sebuah wawancara, Lula mengatakan negaranya kemungkinan akan segera menerima kabar baik terkait perdagangan tersebut.
Sembari menyerukan agar tarif yang berlaku untuk barang ekspor Brasil dicabut, dia menggambarkan keputusan Washington baru-baru ini untuk menghapus tarif tambahan 40 persen terhadap produk-produk seperti daging, kopi, dan buah-buahan sebagai hal yang "sangat positif."
Beberapa pekan lalu, AS menghapus tarif tambahan untuk lebih dari 200 produk Brasil setelah pertemuan antara Menteri Luar Negeri (Menlu) Brasil Mauro Vieira dan Menlu AS Marco Rubio.
Pemerintah AS menjustifikasi "kenaikan tarif" tersebut sebagai cara untuk menekan Brasil agar mengambil langkah-langkah yang diinginkan oleh pemerintahan Trump.
Paket tarif ini mulai diberlakukan pada Agustus, di tengah ketegangan dalam hubungan bilateral, yang juga dipengaruhi oleh sanksi terhadap beberapa pejabat Brasil, sebuah isu yang masih belum terselesaikan.
Menurut Lula, percakapan tersebut merupakan kali ketiga kedua kepala negara itu berbicara sejak Washington memberlakukan sanksi dan tarif terhadap produk Brasil.
Lula dan Trump menggelar pertemuan singkat pada September saat penyelenggaraan sesi Majelis Umum PBB (United Nations General Assembly/UNGA).
Pewarta: Xinhua
Editor: Michael Teguh Adiputra Siahaan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.







































