Membangun Sekolah Bebas Perundungan di Indonesia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Bullying di sekolah menjadi ancaman serius bagi masa depan anak-anak Indonesia. Hingga awal 2024, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melaporkan 46 kasus bunuh diri pada anak, hampir separuh di antaranya terjadi di lingkungan pendidikan.
Pemerintah bekerja sama dengan UNICEF dan Kemendikbudristek meluncurkan program ROOTS Indonesia pada 2021. Program ini bertujuan membangun budaya sekolah yang inklusif dan bebas kekerasan, dengan melibatkan guru dan siswa sebagai agen perubahan. Hingga 2024, ROOTS telah menjangkau lebih dari 33.777 satuan pendidikan di Indonesia.
Budaya Positif
Perubahan sosial tidak terjadi secara instan; program seperti ROOTS membutuhkan dukungan dan waktu panjang. Kesuksesan program ini tergantung pada kesiapan sumber daya sekolah, kualitas guru fasilitator, dan koordinasi yang baik.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.Untuk memperkuat dampak ROOTS, diperkenalkan konsep “Kick The Bully” (KTB). KTB menekankan pendekatan yang lebih menyeluruh, menggabungkan dimensi kognitif, emosional, dan spiritual. Slogannya “tendang perilakunya, rangkul pelakunya” mendorong perubahan perilaku dengan menggugah kesadaran moral dan sosial.
Tekanan Moral
KTB menggunakan tekanan moral untuk menekan niat berbuat jahat, tanpa mempermalukan pelaku. Sistem pelaporan yang aman dan edukatif, serta penguatan nilai diri siswa, diharapkan dapat mengatasi bullying secara efektif.
Sinergi antara ROOTS dan KTB memberikan arah baru dalam pendidikan karakter di Indonesia. Dengan pendekatan yang menggugah hati, menumbuhkan rasa, dan menguatkan karakter, diharapkan dapat menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan menghormati.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.
sumber : antara

9 hours ago
5






































