Mabes TNI memberikan penjelasan terkait kejadian viral distribusi logistik untuk pengungsi banjir Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
Penyaluran logistik via airdrop sempat dikeluhkan karena jarak drop terlalu tinggi. Akibatnya, beras hingga mi yang disalurkan untuk pengungsi pecah dan berceceran di tanah.
Kapuspen TNI Mayjen (Mar) Freddy Ardianzah mengatakan, pihaknya selalu terbuka dengan keluhan masyarakat. Apalagi mereka yang menjadi korban banjir dan longsor di Sumatera.
"TNI akan selalu merespons keluhan dan pengaduan dari masyarakat. Pada prinsipnya TNI selalu mengedepankan prosedur keselamatan dalam setiap kegiatan penyaluran bantuan, termasuk apabila menggunakan helikopter," kata Freddy kepada wartawan, Jumat (5/12).
Mabes TNI memastikan, pendistribusian logistik di daerah terpencil via airdrop sudah dievaluasi. Prinsipnya, agar distribusi logistik berjalan aman, lancar dan tepat sasaran.
"Setiap teknik penurunan logistik akan terus dievaluasi agar lebih efektif, aman, dan tepat sasaran, baik dari sisi metode pelepasan maupun keamanan kemasan bantuan yang didrop. Hal ini penting untuk memastikan bahwa bantuan benar-benar sampai kepada masyarakat yang membutuhkan tanpa menimbulkan risiko tambahan," kata Freddy.
Lebih jauh, TNI mengatakan mereka akan terus mendengar aspirasi rakyat dan memperbaiki pelayanan agar semakin baik.
"Kami mengapresiasi perhatian masyarakat, dan TNI berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas penanganan bencana di seluruh wilayah," kata Freddy.
Sebelumnya airdrop dari heli ini mendapat sorotan karena jarak drop terlalu jauh. Akibatnya, beras begitu mendarat di tanah, pecah. Begitu pun dengan mi.
Warga tetap mengais beras yang berceceran di tanah. Ada pula yang memilih membuang beras itu. Seperti yang terjadi di Sibolga hingga Tapanuli Tengah.

2 days ago
4







































