Jembatan Kewek harus ditutup karena kondisi kekuatan konstruksinya tinggal 20 persen. Jembatan peninggalan kolonial Belanda ini telah berusia 100 tahun.
Jembatan Kewek bisa dibilang sebagai salah satu landmark Kota Yogyakarta. Ia melintasi Kali Code. Di atasnya terdapat jembatan kereta api yang menjadi salah satu spot favorit para railfans.
Data Pemkot Yogyakarta menyebut Kewek berasal dari bahasa Belanda, "Kerk Werg", yang berarti jalan menuju gereja. Gereja yang dimaksud adalah Gereja Santo Antonius, Kotabaru. Karena sulit dilafalkan, masyarakat lebih mudah menyebutnya “Kewek”.
Jembatan Kewek dibangun pada 1920 oleh Pemerintah Belanda. Jembatan ini menyeberangi Kali Code dari arah Kotabaru menuju Malioboro. Sebelum itu, hanya ada Jembatan Gondolayu sebagai satu-satunya akses ke Malioboro, dan jaraknya cukup jauh.
Sementara jembatan kereta api di atas Kewek telah lebih dulu dibangun oleh Staatsspoorwegen (SS) dan Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) pada 1872.
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengatakan penutupan Jembatan Kewek hari ini sudah sesuai dengan skenario yang dirancang.
“Dan sudah kita presentasikan juga di depan Ngarso Dalem (Gubernur DIY), sudah mendapatkan arahan untuk kemudian ditutup secara parsial,” kata Hasto, Rabu (10/12).
Hasto menyebut dirinya sudah melihat kondisi jembatan. Tanggul dinilai ringkih dan sudah ada retakan.
Ia mengakui penutupan ini akan menimbulkan kemacetan. Karena itu, Pemkot bersama kepolisian mengatur lalu lintas di ruas-ruas jalan menuju Malioboro.
Selain itu, Hasto berencana memanfaatkan Stadion Kridosono sebagai tempat parkir saat libur Natal dan Tahun Baru.
“Tapi menjadi salah satu skenario menjadikan Kridosono sebagai kantong parkir dalam keadaan yang overload,” katanya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta, Umi Akhsanti, mengatakan perbaikan akan dilakukan pada April 2026 dengan kebutuhan anggaran Rp 19 miliar.
“Dibangun baru. Dibongkar, kita bangun baru. Tapi yang membangun nanti Kementerian PU. APBN,” kata Umi.
Ia menjelaskan kondisi Jembatan Kewek sudah rusak sehingga perlu segera diperbaiki. Jembatan ini dipastikan bukan bangunan cagar budaya.
“Fasad kami sedang dalam tahap konsultasi dengan Dinas Kebudayaan. Karena berada di kawasan cagar budaya. Bukan bendanya yang cagar budaya, sehingga semua desain harus mengikuti arahan Dinas Kebudayaan,” katanya.

22 hours ago
6






































