Istanbul (ANTARA) - Rusia tidak memiliki "rencana agresif" terhadap anggota NATO atau Uni Eropa (EU) dan siap memberikan menjamin secara tertulis.
Hal itu ditegaskan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov saat berpidato dalam sebuah diskusi di Moskow pada Kamis (11/12).
"Kami tidak memiliki rencana agresif, seperti yang telah ditegaskan Presiden (Vladimir Putin) terhadap anggota NATO maupun EU," kata Lavrov.
"Kami siap memformalkan jaminan itu secara tertulis, dalam sebuah dokumen hukum. Tentu saja, atas dasar kolektif dan timbal balik," katanya, menambahkan.
Dia mengatakan pembicaraan terbaru antara Putin dan utusan khusus Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, di Moskow telah menyelesaikan "kesalahpahaman dan miskomunikasi" di antara kedua negara yang muncul setelah pertemuan puncak kedua pemimpin di Alaska, Agustus lalu.
Lavrov menambahkan bahwa Rusia terus menindaklanjuti pemahaman yang dicapai dengan AS pada pertemuan tersebut.
Sebagai bagian dari hal itu, kata dia, kedua pihak telah menyampaikan "usulan tambahan" tentang jaminan keamanan kolektif.
"Kami memahami bahwa diskusi soal jaminan keamanan tidak bisa dibatasi hanya pada Ukraina," kata Lavrov.
Dia mengatakan Rusia siap mempertimbangkan semua usulan yang dirumuskan secara bersama dan mengarah pada tercapainya kesepakatan yang mengikat secara hukum.
"Kami tidak ingin satu krisis langsung diikuti oleh krisis lainnya," katanya.
Menlu Rusia itu menuduh Barat berusaha memanfaatkan perang Rusia-Ukraina sebagai pengalih perhatian dari "isu-isu penting lainnya" di dunia, termasuk Palestina.
"Kita menyaksikan upaya mengeksploitasi urgensi terkait perdebatan mengenai Ukraina, termasuk di forum-forum internasional, untuk mengalihkan perhatian dari persoalan lain yang dihadapi masyarakat internasional, yang bahkan bisa lebih menentukan dan kritis. Saya merujuk pada isu Palestina," kata Lavrov.
Dia mengatakan Rusia belum melihat dokumen yang sedang dibahas dan dikomentari oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan sekutu Barat-nya.
"Pihak seberang (Barat) ingin jaminan keamanan hanya untuk Ukraina, dan jaminan itu, menurut informasi yang muncul di media, diberikan sedemikian rupa sehingga mempersiapkan serangan lain terhadap Federasi Rusia," kata Lavrov.
Dia juga menyoroti kontak aktif Zelenskyy dengan para pemimpin Eropa dan menyebut upaya itu bertujuan untuk menggagalkan rencana Trump.
Lavrov mengatakan Eropa berusaha masuk ke dalam proses penyelesaian, tetapi gagasan yang mereka usung tidak akan menguntungkan negosiasi, dengan "kegilaan militeristik" Eropa yang sejauh ini mendominasi.
"Mereka perlu melihat diri sendiri dan fokus pada hal-hal serius ketimbang terus melakukan propaganda dan agitasi," kata dia.
Sebelumnya dikabarkan, Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte memperingatkan bahwa Rusia bisa menyerang negara-negara anggota pakta pertahanan itu dalam lima tahun ke depan.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Rusia bisa serang NATO dalam lima tahun ke depan, kata Rutte
Baca juga: Rencana AS pulihkan aliran energi Rusia picu kekhawatiran Eropa
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

5 hours ago
1






























