Jakarta (ANTARA) - Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia mendorong penambahan kuota Tenaga Pendukung Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (TP-PPIH) bagi mahasiswa Indonesia di Timur Tengah.
Dorongan tersebut disampaikan oleh Koordinator PPI Dunia Andika Ibrahim Nasution dalam pertemuannya dengan Wakil Menteri Haji dan Umrah Republik Indonesia Dahnil Anzar Simajuntak di Jakarta, pada Selasa (9/12), sebagaimana keterangan pers PPI Dunia pada Kamis.
Dalam pertemuan tersebut, Andika menegaskan bahwa bahwa mahasiswa Indonesia di Timur Tengah memiliki keunggulan yang kompetitif untuk mendukung pelayanan jemaah Haji.
"Mahasiswa lebih paham, mulai dari penguasaan fikih haji, penguasaan bahasa Arab aktif, memahami konteks sosial dan sistem administrasi Arab Saudi, mampu menjadi mediator komunikasi instan, terbiasa menghadapi kondisi darurat dan padat waktu," kata Andika.
Oleh karena itu, dia memastikan bahwa para mahasiswa dapat bertindak secara profesional, amanah, dan bisa membantu kinerja jemaah secara signifikan," imbuhnya.
Sementara itu, Wamen Haji dan Umrah, Dahnil Anzar Simanjuntak menyambut baik aspirasi PPI Dunia dan menyampaikan bahwa penambahan kuota TP-PPIH akan dilakukan secara bertahap, sejalan dengan koordinasi bersama Kantor Urusan Haji (KUH).
"Penambahan akan ada, jumlahnya akan dihitung kembali dan menunggu konfirmasi KUH," kata Dahnil.
Dahnil juga menegaskan bahwa orientasi utama petugas adalah pelayanan jemaah, bukan menjadikan haji sebagai tujuan pribadi. Adapun PPIH dan TP-PPIH akan dilangsungkan pelatihan dan penguatan kompetensi sebelum terjun langsung ke lapangan.
"PPIH akan mengikuti pelatihan di barak terlebih dahulu yang berisi penguatan bahasa Arab dasar, fikih haji, hingga penguasaan lapangan. Adapun TP-PPIH akan mengikuti pelatihan di KUH," lanjutnya.
Selain itu, Kemenhaj juga membuka peluang kerja sama penempatan petugas pada Syarikah, sehingga petugas syarikah dapat diisi oleh tenaga asal Indonesia. Kebijakan ini dipandang memberi ruang kontribusi lebih luas bagi mahasiswa.
"Adanya dealing dengan syarikah, agar petugas syarikah diisi oleh orang Indonesia. Hal yang baru ini menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk mengikuti rekrutmen TP-PPIH atau syarikah," kata Dahnil lebih lanjut.
Syarikah merupakan perusahaan penyelenggara layanan haji di Arab Saudi yang mendapatkan mandat resmi dari pemerintah Arab Saudi untuk mengelola layanan-layanan yang dibutuhkan oleh jemaah haji dari seluruh dunia.
Di samping mengapresiasi upaya Kemenhaj dalam penambahan kuota TP-PPIH mahasiswa di Timur Tengah, PPI Dunia juga memastikan bahwa rekrutmen petugas dari unsur mahasiswa dijalankan dengan selektif dan mempertimbangan berbagai aspek.
"Proses rekrutmen mahasiswa Timtengka berjalan selektif, mempertimbangkan akademik dan keaktifan sehingga mempunyai dampak kuat dalam menjalankan tugas sebagai TP-PPIH," kata Andika.
PPI Dunia juga menyoroti beberapa PPI di sekitar Timur Tengah yang belum diadakan kembali TP-PPIH dari unsur mahasiswa, seperti Oman, Pakistan, Iran, Mauritania, Kuwait, dan agar terus memberikan kesempatan kuota terhadap Afrika Selatan yang tahun ini sudah berjalan.
Disaat bersamaan, Kemenhaj juga berharap agar mahasiswa di Timtengka sadar dengan persoalan dan pelaksanaan haji sebagai kepentingan bersama.
"Diharapkan agar mahasiswa Timtengka juga aware terhadap doing bussiness dalam persoalan haji, agar dapat mendorong transparansi, keadilan, dan kualitas dalam pelaksanaan haji Indonesia," ucap Dahnil.
Pemerintah juga berencana melakukan kunjungan ke berbagai negara di kawasan Timtengka untuk menyerap masukan terkait alokasi kuota TP-PPIH.
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

1 day ago
1






























