Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai menyebut HAM adalah aset tak berwujud yang paling berharga bagi umat manusia.
Hal itu disampaikannya dalam Peringatan Hari HAM Sedunia ke-77 yang diselenggarakan di Tennis Indoor Stadium Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (10/12).
“Hak Asasi Manusia itu adalah aset, intangible asset termahal di planet ini. Yang hari ini kita punyai. HAM ini adalah aset termahal. Ada tangible asset, ada intangible asset. Salah satu aset paling termahal di dunia itu adalah Hak Asasi Manusia,” ujar Pigai.
Pada peringatan tahun ini, Kementerian HAM turut menganugerahkan Penghargaan Tokoh HAM kepada lima figur nasional, di antaranya Jimly Asshiddiqie, Makarim Wibisono, Haris Azhar, Hariman Siregar, Yan Christian Warinussy, serta almarhum K.H. Muhammad Imam Aziz. Para tokoh tersebut dinilai memiliki kontribusi besar dalam perjuangan dan penguatan nilai-nilai HAM di Indonesia.
Ia menekankan pemerintah saat ini sedang mempersiapkan Indonesia untuk mengambil peran lebih besar dalam kepemimpinan HAM global. Pigai menyebut Indonesia menargetkan posisi sebagai Presiden Dewan HAM PBB di masa mendatang.
“Hari ini, Kementerian HAM dengan Kementerian Luar Negeri, dengan Bappenas, telah mengambil posisi hari ini, kami akan rebut Presiden Dewan HAM PBB,” tegasnya.
Pigai menegaskan bahwa pembangunan peradaban HAM harus dimulai dari perubahan cara berpikir hingga praktik kebijakan.
“Mari kita mengubah mindset, cara pikir, cara tutur, cara tindak. Kalau kita kurangi aja yang kata-kata yang sifatnya haters, membenci, yang menyerang kehormatan dan martabat. Bangsa Indonesia sudah memimpin dunia,” ujar Pigai.
“Jangan takut. Jangan mundur seberapa pun untuk memperjuangkan keadilan bagi mereka yang membutuhkan keadilan. Tapi dalam kontrol, on the line of democracy dan human rights,” lanjutnya.
Sementara itu, Wakil Menteri HAM Mugiyanto menegaskan bahwa peringatan tahun ini diwarnai penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan HAM (Musrenbang HAM) pertama di tingkat nasional, yang dihadiri berbagai pemangku kepentingan pemerintah pusat, daerah, hingga masyarakat sipil.
“Peringatan Hari HAM Sedunia ke-77 sebagai ajang menguatkan persatuan bangsa dan menghormati hak asasi manusia. Sebagai cermin peradaban, tanggal 10 Desember bukan sekadar kalender, tetapi ukuran kualitas peradaban bangsa dalam menghormati martabat manusia,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa Musrenbang HAM akan digelar secara berjenjang mulai tahun depan, mulai dari tingkat desa hingga nasional setiap Desember.
Hasil Musrenbang HAM 2025 diserahkan kepada Kementerian Dalam Negeri dan Bappenas sebagai masukan penyusunan rencana kerja pemerintah.

1 day ago
3






























