Jakarta (ANTARA) - Pemerintah menyampaikan telah menarik utang baru sebesar Rp570,1 triliun hingga Oktober 2025.
Realisasi tersebut setara 77,94 persen dari total target penarikan utang Rp731,5 triliun dalam laporan semester (lapsem) 2025.
"Pembiayaan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) tahun 2025 kita lakukan dengan terus menjaga prinsip kehati-hatian, fleksibilitas serta disiplin dalam batas yang aman," kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi November 2025.
Penarikan utang sebesar Rp731,5 triliun sepanjang tahun ini digunakan untuk menutup defisit APBN yang berdasarkan outlook diperkirakan mencapai 2,78 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Selain mengandalkan pembiayaan utang, pemerintah juga memanfaatkan sisa anggaran lebih (SAL) sebesar Rp85,6 triliun untuk mengurangi kebutuhan penerbitan surat berharga negara (SBN).
Baca juga: BI: ULN Indonesia triwulan III 2025 turun jadi 424,4 miliar dolar AS
"Kami juga telah melaporkan kepada DPR ketika laporan semester, dan pemerintah telah mendapat persetujuan DPR untuk menggunakan saldo anggaran lebih (SAL) Rp85,6 triliun untuk mengurangi penerbitan SBN di tahun 2025," tambahnya.
Kemudian, pemenuhan pembiayaan utang masih berjalan sesuai ontrack dan antisipatif dengan berbagai langkah mitigasi risiko, antara lain melalui prefunding, cash buffer yang memadai, serta active cash dan debt management.
Adapun Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa melaporkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 tercatat defisit sebesar Rp479,7 triliun atau 2,02 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) per 31 Oktober 2025.
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.






































