Kisah Warga Sipil Iran di Tengah Perang, Mereka yang Pergi dan Kembali

1 month ago 27
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Homa (40 tahun), Warga Negara Iran berupaya kembali ke Kanada dengan perjalanan darat dari Teheran menuju Istanbul, Rabu (18/6). Foto: Yasin Akgul/AFPHoma (40 tahun), Warga Negara Iran berupaya kembali ke Kanada dengan perjalanan darat dari Teheran menuju Istanbul, Rabu (18/6). Foto: Yasin Akgul/AFP

Homa, seorang perempuan berusia 40 tahun nampak begitu lelah, ketika dihampiri wartawan AFP, di Kapikoy, Turki pada Rabu (18/6). Ia menenteng dua koper dan memanggul sebuah tas ransel.

"Saya akan pergi ke Erzurum, lalu Istanbul, lalu Dubai, lalu Toronto," ucapnya.

Homa sendiri baru saja berlibur di kampung halamannya di Tehran, Iran. Ia adalah warga Iran yang bekerja sebagai analis bisnis di Toronto, Kanada. Keluarganya juga tinggal di sana.

Saat akan kembali ke Kanada, perang dengan Israel meletus. Tehran dihujani bom dan rudal, sehingga Iran menutup semua penerbangan.

Homa yang 'terdampar' di kampung halamannya sendiri harus kembali ke Toronto. Ia mencari cara lain, dengan bus, menyeberang ke Turki dan menempuh perjalanan sejauh 850 kilometer.

Ia pergi dari Teheran pada Selasa (17/6) pagi ke perbatasan Kapikoy, untuk mencapai provinsi Van di Turki, dan tiba di sana pada Rabu (18/6) siang.

"Saya rasa, keluarga-keluarga di Iran tidak aman, dan saya khawatir," kata Homa kepada AFP.

Saat berada di Teheran, Homa tak bisa tidur selama 5 hari berturut-turut. Ia terus mendengar suara rudal, ledakan, dan bom-bom yang berjatuhan di timur Teheran.

Internet juga terputus. Ia tak bisa mengakses media sosialnya.

"Internet sungguh buruk. Saya tak bisa mengaktifkan VPN. Telegram, WhatsApp, Instagram, semua disaring dan WiFi juga hidup-mati-hidup-mati," kata Homa.

Mereka yang Tak Gentar, Pulang ke Iran di kala Perang

Jika Homa berjuang keluar Iran, Ramin Rad (37 tahun) justru mencari cara pulang ke Urmia, Iran.

Ia bekerja di provinsi Van, Turki di bisnis ubin.

"Keluarga saya aman. Saya yakin, perang tak akan mengganggu rezim ini," kata Rad kepada AFP.

Ia lalu mengutuk Israel.

"Siapa kah mereka yang berani menentang rezim Allah?, Bismillah, Islam akan menang," ucapnya.

Hal yang sama juga diucapkan Mirzenzhad Valehzagherd (49 tahun). Ia bekerja di biro perjalanan wisata, yang melayani rute Istanbul-Tehran. Valehzagherd sendiri sudah tinggal di Istanbul.

Ia berencana kembali ke Teheran, di saat Israel terus menggempur kota ini. Ia juga naik bus, karena tak ada penerbangan yang tersedia ke Iran saat ini.

"Keluarga saya tinggal di Teheran, saya rasa situasi mereka aman karena Israel hanya menyerang target militer," katanya.

 Ozan Kose/AFPKetiadaan penerbangan di Iran membuat sejumlah warga naik bus saat hendak berpergian keluar masuk Iran Foto: Ozan Kose/AFP

Otoritas Perbatasan Turki Sebut Belum Ada Gelombang Pengungsi

Di pintu-pintu perbatasan dengan Iran seperti di Kapikoy, belum ada lonjakan pengungsi.

Namun ada jumlah yang stabil dari para warga yang berdatangan ke Turki dari Iran. Koresponden AFP mencatat, jumlahnya mencapai ratusan.

Sementara penjaga perbatasan dan bea cukai Turki belum melaporkan adanya peningkatan warga Iran yang datang.

"Jumlahnya masih sama, dibandingkan dengan tahun lalu. Meski ada perang, jumlah kedatangan tetap stabil," kata petugas perbatasan itu.

Kapikoy sendiri berada di provinsi Van. Sebuah destinasi wisata favorit di Turki.

Meski belum nampak signifikan, sopir-sopir bus yang melayani perjalanan antara Turki-Iran menerima banyak pesanan.

"Biasanya kami hanya mengoperasikan 3 sampai 4 bus dari jam 8 malam hingga 8 pagi. Tapi sekarang kita mengoperasikan 30 bus," kata sopir bus, Ismail Metin kepada AFP.

Read Entire Article