Kejagung Masih Tunggu Keppres Abolisi untuk Tom Lembong

19 hours ago 9
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kejaksaan Agung (Kejagung) hingga Jumat (1/8/2025) belum menerima resmi Keputusan Presiden (Keppres) perihal pemberian abolisi untuk terdakwa Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong. Direktur Penuntutan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Sutikno mengatakan Keppres tersebut yang menjadi acuan bagi Jaksa Penuntut Umum (JPU) untuk membebaskan Tom Lembong dari sel tahanan.

“Kita kan sama-sama baru mendengar itu lewat pemberitaan, dan televisi. Jadi pastinya, kita harus menunggu Keppres-nya. Kita belum terima resmi Keppres-nya itu,” kata Sutikno saat dihubungi, dari Jakarta Jumat (1/8/2025). Isi dalam Keppres itu pula, kata Sutikno menjelaskan yang akan menjadi acuan bagi JPU apakah akan tetap melanjutkan proses hukum banding ke Pengadilan Tinggi (PT) DKI Jakarta atas putusan Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (PN Tipikor) Jakarta yang sudah memvonis serta menghukum Tom Lembong.

“Kita baca dulu isi Keppres-nya bagaimana. Setelah itu, kita telaah untuk dilakukan apa perintah tindak lanjutnya,” terang Sutikno. Termasuk kata Sutikno soal membebaskan Tom Lembong. “Kita belum bisa ngomong (bebas) karena abolisinya itu kayak apa. Makanya, kita menunggu Keppres-nya itu memerintahkan seperti apa,” ujar Sutikno. Hingga siang ini, Sutikno mengaku belum menerima, ataupun membaca Keppres tentang pemberian abolisi untuk Tom Lembong itu.

Tom Lembong sendiri, saat ini masih berada di Penjara Cipinang, Jakarta Timur (Jaktim). Ia mendekam di sel penjara untuk menjalani hukuman yang sudah dijatuhkan PN Tipikor Jakarta. Majelis hakim PN Tipikor pekan lalu menghukum Tom Lembong bersalah melakukan tindak pidana korupsi terkait dengan pemberian izin impor gula di Kementerian Perdagangan (Kemendag) 2015-2026. Tom Lembong adalah mantan Menteri Perdagangan di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Atas vonis bersalah itu, majelis hakim menghukum Tom Lembong dengan pidana penjara selama 4 tahun 6 bulan. Meskipun dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana korupsi, tetapi dalam amar putusan majelis hakim dinyatakan perbuatan Tom Lembong memang tak memperkaya diri sendiri. Namun atas kebijakannya yang memberikan izin impor gula telah memperkaya orang lain, maupun korporasi. Dan dikatakan hakim perbuatan Tom Lembong merugikan keuangan negara.

Tom Lembong tak menerima vonis dan hukuman tersebut. Lalu ia mengajukan banding ke PT DKI Jakarta. Perlawanan hukum tersebut, pun direspons oleh JPU dengan mengajukan banding serupa ke peradilan tingkat kedua. JPU beralasan banding tersebut karena hukuman terhadap Tom Lembong itu lebih ringan dari tuntutan JPU yang sebelumnya meminta majelis hakim menghukum Tom Lembong selama 7 tahun penjara. Hingga kini proses banding ajuan Tom Lembong, pun JPU masih berproses di PT DKI Jakarta.

Namun pada Kamis (31/8/2025) malam, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyetujui pemberian abolisi oleh Presiden Prabowo Subianto terhadap Tom Lembong. Abolisi merupakan instrumen politik di wilayah hukum yang menjadi hak prerogatif presiden dalam menghapuskan, atau meniadakan pemidanaan terhadap seseorang yang sudah terbukti di pengadilan melakukan tindak pidana. Dari pemberian abolisi tersebut, Tom Lembong dapat bebas dari sel tahanan yang sudah dialami sejak Oktober 2024 lalu.

Menteri Hukum Supratman Andi Agtas mengatakan, pemberian abolisi otomatis menghentikan seluruh proses hukum terhadap yang menerima. Kata dia, termasuk terhadap Tom Lembong. “Konsekuensi kalau yang namanya abolisi, maka seluruh proses hukum yang sedang berjalan itu dihentikan,” begitu kata Supratman di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Jakarta, Kamis (31/7/2025) malam.

Read Entire Article