Tokyo (ANTARA) - Jepang pada Selasa menyambut baik pembebasan sandera dan gencatan senjata yang dicapai pada fase pertama kesepakatan damai yang dipimpin AS untuk mengakhiri konflik lebih dari dua tahun antara pasukan Israel dan Hamas.
Kelompok militan Palestina Hamas pada Senin membebaskan 20 sandera yang masih hidup ke Israel sebagai bagian dari tahap pertama rencana damai yang diinisiasi Presiden AS Donald Trump, dengan Trump menandatangani kesepakatan gencatan senjata dengan para pemimpin Mesir, Qatar, dan Turki.
Sembari memuji kepemimpinan Trump dalam mewujudkan kesepakatan tersebut, juru bicara pemerintah Yoshimasa Hayashi mengatakan Jepang "dengan sepenuh hati menyambut" pembebasan sandera, gencatan senjata, dan dimulainya kembali bantuan kemanusiaan ke Gaza, yang telah hancur akibat konflik.
Di tengah ketidakpastian tentang langkah selanjutnya dalam proses perdamaian tersebut, Kepala Sekretaris Kabinet Hayashi mengatakan dalam konferensi pers bahwa Jepang akan "mendesak semua pihak terkait untuk terus melaksanakan" rencana tersebut.
Ia juga mengatakan bahwa Jepang akan "terlibat aktif dalam upaya internasional untuk mendorong pemulihan dan rekonstruksi" Gaza, dan terus memainkan perannya dalam mencapai solusi dua negara.
Perang di Gaza dimulai setelah Hamas melancarkan serangan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang.
Serangan tersebut lantas memicu serangan balasan besar-besaran dari Israel dan menewaskan lebih dari 67 ribu orang di Gaza, yang banyak di antaranya menghadapi kelaparan.
Sumber: Kyodo
Baca juga: Anwar: Malaysia-Jepang berencana bangun sekolah, rumah sakit di Gaza
Penerjemah: Katriana
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.