Di Era Gen Z: Benarkah Hantu Tak Lagi Menakutkan, Hanya Sekadar Halusinasi?

3 hours ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Image SOPIAN

Pendidikan dan Literasi | 2025-12-12 15:37:09

Ilustrasi Hantu Tak Lagi Menakutkan, Sumber: Pinterest

Di banyak daerah di Indonesia, cerita hantu pernah menjadi sarana efektif untuk menertibkan anak, menguatkan tradisi, hingga membentuk batas-batas moral. Namun, di tangan Gen Z generasi yang tumbuh bersama internet berkecepatan tinggi, berhadapan dengan informasi tanpa henti kisah-kisah itu mengalami perubahan besar. Apa yang dahulu dianggap menakutkan, kini sering dijadikan bahan humor, konten kreatif, atau bahkan dianggap sebagai kesalahan persepsi otak manusia.

Pola Pikir Gen Z yang Lebih Rasional

Fenomena ini menarik untuk diamati. Gen Z bukan sekadar tidak percaya pada hantu, melainkan memiliki kerangka berpikir yang berbeda. Mereka lebih terbiasa mencari penjelasan ilmiah daripada menerima cerita mistis begitu saja. Ketika terdengar suara aneh di rumah, generasi sebelumnya mungkin langsung mengaitkannya dengan “penghuni lain”. Gen Z justru bertanya: “Jangan-jangan itu karena hewan, angin, atau ilusi pendengaran?”

Di era digital, berbagai penjelasan ilmiah tentang halusinasi, mimpi sadar, sleep paralysis, sampai fenomena pareidolia sangat mudah diakses. Ketika seseorang merasa melihat sosok misterius, Gen Z cenderung mengaitkannya dengan kondisi psikologis atau optik, bukan makhluk gaib. Bukan karena mereka tidak menghargai budaya, tetapi karena terbiasa memeriksa ulang.

Namun menariknya, perubahan ini tidak berarti Gen Z sepenuhnya meninggalkan cerita horor. Justru sebaliknya: mereka aktif mengonsumsi dan memproduksi konten-konten seram film, podcast, urban legend, hingga thread Twitter. Bedanya, mereka menikmatinya sebagai hiburan, bukan dogma. Hantu tidak lagi berfungsi sebagai ancaman, melainkan sebagai narasi kreatif yang memicu rasa penasaran.

Fenomena ini juga dipengaruhi oleh pola komunikasi digital. Ketika cerita horor dibahas secara terbuka di media sosial lengkap dengan meme, teori alternatif, dan debat logis “rasa takut” yang dahulu diwariskan secara personal kini menjadi sesuatu yang bisa dibongkar bersama. Ketakutan berubah dari hal yang harus dihindari menjadi topik yang bisa didiskusikan secara santai. Proses ini sekaligus menggeser posisi hantu: dari sosok misterius menjadi objek analisis kolektif.

Selain itu, tumbuhnya kesadaran akan kesehatan mental punya peran besar. Banyak cerita yang dahulu dianggap sebagai “gangguan makhluk halus” kini lebih sering dikaitkan dengan stres, kurang tidur, trauma, atau kecemasan. Gen Z melihat bahwa memahami kondisi psikologis seseorang jauh lebih penting daripada menghakiminya melalui kacamata supranatural.

Tetapi, bukan berarti perubahan cara pandang Gen Z harus dianggap sebagai benturan terhadap budaya. Justru, ini membuka ruang baru: bagaimana tradisi, cerita rakyat, dan warisan leluhur dapat dihadirkan kembali dalam format yang lebih relevan, kritis, dan kreatif. Cerita hantu bisa tetap hidup, tetapi dengan pemahaman yang lebih luas bukan sekadar menakut-nakuti, melainkan sebagai bagian dari identitas budaya dan cara kita bercerita.

Pada akhirnya, pernyataan “hantu hanyalah halusinasi” tidak harus dipahami sebagai penolakan mutlak terhadap dunia mistis. Lebih tepatnya, dia mencerminkan cara baru Gen Z memaknai ketakutan, pengetahuan, dan pengalaman manusia. Sosok-sosok gaib mungkin tetap menghuni cerita-cerita kita, tetapi kini mereka lebih banyak berdiam di ruang imajinasi daripada di sudut-sudut gelap rumah.

Penulis:

Sopian

Universitas pamulang,Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Program Studi Manajemen

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Read Entire Article