Lewat karya perdana ini, Jeima ingin mengajak pendengar masuk ke suasana jelang golden hour, tepatnya pukul 16.45. Menurutnya, momen tersebut selalu terasa hangat, lembut, dan menenangkan.
Jeima mengatakan bahwa 16.45 tak terikat pada satu sosok atau kisah tertentu. Ia mengaku, lagu ini terlahir dari perpaduan pengalaman pribadi, imajinasi, hingga sensasi visual yang muncul ketika ia membayangkan atmosfer sore hari di jam tersebut.
“Judul ‘16.45’ muncul karena jam segitu vibe-nya tuh hangat dan romantis banget. Rasanya nyaman, dan aku pengen orang ngerasain itu juga saat dengerin lagu ini," ucap Jeima dalam keterangan tertulisnya.
Jeima banyak bereksperien di studio saat menggarap lagu ini. Ia mencoba berbagai instrumen yang dekat dengan warna jazz dan classical-infusion. Itu merupakan dua gaya musik yang sudah lama membentuk identitas musikalnya.
Single 16.45 diproduseri oleh Esmond, dengan Aldo Zulham Ertanto sebagai co-produser, serta Agi Anggadarma sebagai mixing & mastering engineer. Jeima sendiri menulis, menyanyikan, sekaligus memainkan piano dalam lagu ini.
Melalui single 16.45, Jeima berharap musik jazz bisa lebih hidup, hangat, dan bisa dinikmati siapa saja, termasuk anak-anak muda.
“Aku cuma pengin orang lebih berani nikmatin hal-hal kecil. Jazz itu bukan cuma background music semata. Aku pengin genre ini dihargai dan bikin orang tersenyum pas dengerin,” ujarnya.

3 hours ago
1






























