
Kandidat presiden Korea Selatan (Korsel) dari Partai Demokratik (DP), Lee Jae-myung memenangkan pemilu presiden. Dilansir kantor berita Yonhap, Lee menang pemilu dengan angka 49,05 persen atas lawannya dari Partai Kekuatan Rakyat (PPP), Kim Moon-soo, yang mengantongi 41,68 persen suara, dari total 96,74 persen suara yang telah dihitung. PPP sendiri adalah partai dari Yoon Suk-yeol, presiden Korsel yang dimakzulkan atas darurat militer inkonstitusional pada 3 Desember 2024 lalu.
Lee menanggapi kemenangan ini, di Yeouido, Seoul. Ia memastikan tak akan ada kudeta militer seperti yang ditakutkan oleh Yoon Suk-yeol.
"Saya akan menunaikan misi saya, memulihkan demokrasi dan masyarakat yang berdaulat di negeri ini, dengan saling bekerja sama satu sama lain," ucapnya, pada Rabu (4/6) dini hari waktu setempat.
"Ketika tiba saatnya saya terkonfirmasi jadi presiden terpilih, saya akan memusatkan kekuatan untuk membangkitkan ekonomi dan memulihkan standar hidup masyarakat," ujarnya.

Sementara pesaingnya, Kim Moon-soo menerima kekalahannya. Ia juga mengucapkan selamat atas kemenangan Lee.
"Saya dengan lapang dada menerima pilihan masyarakat," kata Kim di markas PPP.
Tapi kekalahan ini disesalkan oleh politisi PPP. Mereka memperkirakan, jika kalah, maka jarak keduanya tak terlalu jauh.
"Kami berekspektasi bahwa kami tidak akan tertinggal jauh, bahkan menang dengan jarak yang tipis. Ini sangat mengecewakan, jaraknya terlalu jauh," ucap Na Kyung-won, salah seorang anggota parlemen dari PPP.
Komisi Pemilu Nasional (NEC) mencatat pemilu kali ini diikuti oleh 35,24 juta dari 44,39 juta warga yang punya hak memilih. Jumlah itu sama dengan 79,4 partisipasi pemilu. Ini adalah jumlah tertinggi sejak 1997, kala itu jumlah pemilih mencapai 80,7 persen.
Pada Rabu (4/6) ini, setelah diputuskan oleh NEC bahwa Lee memenangkan pemilu, ia juga akan dilantik pada hari yang sama.