Layanan kesehatan di wilayah timur Aceh masih belum pulih sepenuhnya setelah banjir besar merendam fasilitas kesehatan dan merusak peralatan medis.
Kondisi parah juga terjadi di RSUD Muda Sedia Aceh Tamiang. Di RSUD ini, hampir seluruh alat kesehatan (alkes) tenggelam saat banjir melanda.
"Alkes di RSUD Aceh Tamiang hampir semuanya tenggelam. Kami belum tahu apakah masih bisa digunakan atau tidak," kata Kepala Dinas Kesehatan Aceh, Ferdiyus, dalam konferensi pers di Media Center Kemkomdigi, Aceh, Senin (8/12).
Sejak banjir meluas pada 26 November, Dinas Kesehatan Aceh mencatat 21 dari 23 kabupaten/kota terdampak, termasuk 54 puskesmas yang tak bisa beroperasi.
Dua rumah sakit daerah RSUD Aceh Tamiang dan RSUD Sultan Abdul Aziz Idi Aceh Timur juga belum dapat melayani pasien secara penuh akibat kerusakan sarana dan keterbatasan tenaga.
Ferdiyus mengatakan pada hari-hari awal bencana, laporan pertama datang dari Pidie Jaya. Rumah sakit setempat sempat lumpuh total karena sebagian tenaga kesehatannya ikut terdampak.
Dinkes Aceh kemudian mengirimkan 10 tenaga untuk mengambil alih layanan kritis.
“Begitu IGD dibuka kembali, tim dari USK, RSUDZA, dan RS Pidie Jaya ikut memperkuat. Kolaborasinya intens sekali,” ujar Ferdiyus.
Distribusi Obat Tersendat Akses Putus
Kementerian Kesehatan mengirim Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) setiap hari, namun distribusinya terhambat putusnya sejumlah jembatan di wilayah timur. Akibatnya, perjalanan tenaga kesehatan dan logistik sering memakan waktu berhari-hari.
“Tenaga kesehatan yang kami kirim dari Barat Selatan butuh dua hari untuk mencapai Aceh Tamiang. Beberapa puskesmas sampai sekarang juga belum bisa dijangkau,” kata Ferdiyus.
Untuk kebutuhan rujukan, RS Adam Malik Medan kini mengambil alih sebagian pasien dari Aceh Tamiang.
Kerusakan parah juga menimpa armada ambulans. Sebanyak 27 hingga 28 ambulans puskesmas rusak di Aceh Tamiang, dan 32 ambulans rusak di Aceh Utara. Kondisi ini membuat evakuasi pasien kerap dilakukan dengan kendaraan seadanya.
Dengan dua RSUD di wilayah timur belum berfungsi penuh, RSUZA Banda Aceh menyiapkan skenario penampungan pasien. Ruang-ruang isolasi COVID-19 yang pernah digunakan pada 2020–2022 akan dibuka kembali untuk menyediakan 500–700 tempat tidur tambahan.
Dinkes Aceh juga mengirim tambahan dua box PMT bagi ibu hamil, balita, dan lansia melalui jalur darat dan udara. Namun distribusi melalui helikopter tidak selalu efektif karena lokasi pengungsian sulit dijangkau.
“Kelompok rentan harus menjadi prioritas utama sampai akses ke wilayah timur benar-benar pulih,” tegas Ferdiyus.

6 hours ago
2






































