Jakarta (ANTARA) - Ekonom IQI Global Shan Saeed menilai Indonesia berada pada lintasan pertumbuhan kuat dengan fondasi makro yang semakin solid.
Penilaian ini selaras dengan hasil laporan IMF Article IV Consultation 2025, yang menempatkan Indonesia sebagai negara dengan kondisi ekonomi yang tetap resilien di tengah volatilitas global. Saeed menyebut proyeksi pertumbuhan 5-5,8 persen pada 2025 dan 5-6 persen pada 2026 sebagai indikasi bahwa stabilitas Indonesia tidak hanya terjaga, tetapi terus menguat.
"Pertumbuhan 5-5,8 persen pada 2025 dan 5-6 persen pada 2026 menunjukkan Indonesia sebagai ekonomi dengan ketahanan tinggi dan struktur kebijakan yang konsisten," ujar Saeed dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Saeed menilai kerangka kebijakan pemerintah, seperti investasi infrastruktur, penguatan industrialisasi hilir, dan peningkatan produktivitas tenaga kerja, telah membentuk basis pertumbuhan yang lebih kokoh dalam beberapa tahun terakhir.
Ia menyebut bauran kebijakan fiskal dan moneter Indonesia sebagai bentuk rekayasa presisi yang menjaga stabilitas makro sekaligus memperluas daya tarik investasi.
Menurutnya, berbagai indikator utama menunjukkan ketahanan struktural yang signifikan. Bank Indonesia dinilai menjalankan pelonggaran terukur sambil menjaga stabilitas eksternal, didukung inflasi yang stabil di sekitar 2,8 persen, cadangan devisa yang kuat, serta nilai tukar rupiah yang relatif terjaga.
Selain itu, regulator seperti Otoritas Jas Keuangan (OJK) dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) disebut memperkuat kepastian pasar melalui percepatan perizinan dan pendalaman arus investasi ke sektor hilirisasi mineral dan batu bara (minerba), kendaraan listrik, digital finance, dan transisi energi.
Sejalan dengan itu, Saeed melihat respons pasar keuangan sebagai validasi terhadap arah kebijakan Indonesia. Ia merujuk pada pergerakan IHSG yang bertahan pada area 8.100-8.300 serta aliran modal asing yang tetap solid.
"Pasar tidak hanya merespons, mereka memvalidasi kerangka makro Indonesia," katanya pula.
Pandangan Saeed semakin relevan, setelah IMF sebelumnya menegaskan bahwa Indonesia tetap menjadi bright spot di tengah tantangan global dalam hasil konsultasi Article IV-2025.
Konsistensi antara penilaian IMF dan sentimen pasar disebut memperkuat persepsi bahwa Indonesia berada pada jalur kebijakan yang kredibel dan berorientasi jangka panjang.
Dalam proyeksinya, Saeed menyebut stabilitas akan menjadi aset strategis Indonesia di tahun-tahun mendatang.
Ia menggambarkan stabilitas tersebut sebagai mata uang strategis yang memperkuat posisi Indonesia menuju Visi Indonesia Emas 2045. Kejelasan kebijakan, konsistensi regulasi, dan disiplin fiskal dinilai menciptakan lingkungan yang secara struktural investable.
Dengan fondasi makro yang terus menguat dan validasi berulang dari lembaga internasional maupun pelaku pasar, kata Saeed lagi, Indonesia berada pada posisi yang menguntungkan untuk mempertahankan ketahanan ekonomi serta menarik investasi berkualitas pada fase transformasi berikutnya.
Baca juga: Bappenas: Indonesia punya fondasi sosial kuat kembangkan ekonomi biru
Baca juga: Pasar RI berketahanan di tengah tarif AS karena fondasi ekonomi kuat
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.






































