Bukan Sekadar Takdir: Menyingkap Matematika Bencana Batang Toru di Sumatera

8 hours ago 6
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Oleh : Leonard Tiopan Panjaitan, MT, CGPS, CPS (Konsultan ESG-Keberlanjutan & Produktivitas, Anggota IS2P)

REPUBLIKA.CO.ID, Menjelang akhir November 2025, air mata tumpah di Tapanuli Selatan. Kecamatan Batang Toru, sebuah lansekap yang seharusnya hijau dan asri, berubah menjadi arena kematian. Banjir bandang menerjang di tengah malam, menyeret puluhan rumah, memutus jembatan, dan yang paling memilukan, merenggut sedikitnya 50 nyawa saudara kita, dengan puluhan lainnya masih dinyatakan hilang.

Saat bencana terjadi, narasi yang muncul di permukaan sering kali seragam: ini adalah kehendak Tuhan, ini adalah “amuk alam” akibat siklon tropis, yang kali ini diberi nama Siklon Senyar, yang menumpahkan hujan ekstrem hingga 300 mm per hari. Namun, berhenti pada narasi curah hujan sebagai penyebab tunggal adalah sebuah simplifikasi yang berbahaya, bahkan menyesatkan.

Sebagai praktisi lingkungan, saya tergerak untuk melakukan “Stress Test Risiko Iklim”, sebuah metode audit forensik lingkungan, untuk menjawab pertanyaan fundamental: Apakah banjir ini murni takdir langit, ataukah ada tangan manusia yang mengubah hujan menjadi bencana? Data berbicara jujur, dan hasilnya menampar kesadaran kita.

Matematika Kehancuran

Menggunakan data curah hujan riil Siklon Senyar dan memodelkannya pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Toru, saya menemukan fakta yang mengejutkan. Hutan tropis yang sehat memiliki kemampuan menyerap air yang luar biasa. Dalam istilah hidrologi, hutan memiliki Koefisien Limpasan (C) sekitar 0,25. Artinya, 75 persen air hujan diserap tanah, hanya 25 persen yang mengalir.

Simulasi saya menunjukkan, jika hulu Batang Toru masih berupa hutan utuh, curah hujan ekstrem 300 mm sekalipun “hanya” akan menghasilkan debit banjir sebesar 156,78 meter kubik per detik (m3/detik). Angka ini jauh di bawah kapasitas tampung sungai alami yang diasumsikan aman pada level 450 m3/detik. Artinya, jika hutan terjaga, air sungai memang akan naik tinggi, tetapi tidak akan menjadi air bah yang mematikan. Masyarakat di hilir akan tetap selamat.

Namun, realitas di lapangan berbeda. Investigasi menunjukkan tutupan lahan di hulu telah berubah drastis akibat aktivitas pertambangan, perkebunan sawit, dan pembukaan infrastruktur. Ketika hutan dikupas, tanah berubah fungsi menjadi seperti “lantai keramik”atau spons tipis yang tak mampu menahan air. Nilai koefisien limpasan melonjak hingga 0,75 atau lebih.

Dampaknya katastropik. Dengan curah hujan yang sama, debit air melonjak drastis menjadi 470,34 m3/detik. Ini adalah kenaikan sebesar 300 persen atau tiga kali lipat dari kondisi alami. Debit raksasa ini melampaui kapasitas sungai, meluap dengan kecepatan arus di atas 2,5 meter per detik, suatu kecepatan yang cukup untuk menghancurkan pondasi jembatan dan menyeret bangunan beton, apalagi tubuh manusia.

Jadi, matematika bencana ini sangat jelas: Hujan adalah pemicunya (trigger), tetapi kerusakan lahan adalah penyebab utamanya (driver). Deforestasi mengubah anugerah hujan menjadi vonis mati.

Read Entire Article