Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan transaksi berjalan pada 2025 berada pada kisaran surplus 0,1 persen sampai dengan defisit 0,7 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Gubernur BI Perry Warjiyo, dalam konferensi pers hasil RDG BI Bulan November 2025 di Jakarta, Rabu, menyampaikan bahwa sejalan dengan proyeksi tersebut, neraca pembayaran Indonesia (NPI) untuk keseluruhan tahun ini diprakirakan tetap berdaya tahan.
Selanjutnya, pada 2026, NPI diperkirakan tetap baik didukung defisit transaksi berjalan yang rendah dan sehat serta aliran modal yang meningkat sejalan prospek ekonomi Indonesia yang lebih baik.
Sejauh ini, BI mencatat bahwa NPI tetap terjaga baik sehingga mendukung ketahanan eksternal.
Pada triwulan III 2025, transaksi berjalan diprediksi mencatat surplus sejalan dengan kenaikan ekspor nonmigas, ditopang oleh ekspor minyak kelapa sawit (CPO) ke India, logam mulia dan perhiasan ke Swis, serta batu bara ke Tiongkok.
Sementara dari transaksi modal dan finansial, penanaman modal langsung diprakirakan tetap positif sejalan prospek ekonomi domestik yang tetap baik, sedangkan investasi portofolio diprakirakan mengalami net outflows seiring meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
Pada triwulan IV 2025, investasi portofolio hingga 17 November 2025 membaik yang mencatat net inflows sebesar 1,8 miliar dolar AS terutama ditopang aliran masuk investasi ke saham.
Sementara itu, posisi cadangan devisa pada akhir Oktober 2025 meningkat menjadi sebesar 149,9 miliar dolar AS.
Jumlah ini setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Baca juga: BI sebut neraca pembayaran RI di triwulan II 2025 tetap terjaga
Baca juga: BI: NPI diprakirakan baik di tengah ketidakpastian yang masih tinggi
Baca juga: BI: NPI terjaga, inflow meningkat sehingga dukung ketahanan eksternal
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.






































