
Aktor Nicholas Saputra dikenal sebagai salah satu selebriti yang peduli dengan isu lingkungan. Selain dikenal sebagai Duta Nasional UNICEF Indonesia, Nicholas Saputra juga diketahui sebagai Duta Bakti BCA.
Kini, ia didapuk menjadi panelis dalam program Genera-Z Berbakti. Genera-Z Berbakti merupakan program dengan konsep call for proposal untuk kelompok mahasiswa yang memiliki antusiasme terhadap pengabdian kepada masyarakat di lokasi desa binaan BCA.
Pada Genera-Z Berbakti edisi kali ini, empat desa yang menjadi tujuan adalah Desa Wisata Edelweiss Wonokitri (Jatim), Dayun (Riau), Pulau Derawan (Kaltim), dan Teluk Kiluan (Lampung). Keterlibatan Nicholas Saputra dalam program ini menjadi bukti nyata bahwa generasi muda Indonesia memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam pembangunan daerah.

Dalam fase penjurian Genera-Z Berbakti, bintang AADC ini tak sendiri sebagai panelis. Ada 2 panelis lainnya yaitu Happy Salma dan Prof. Yohanes Surya yang akan menyimak presentasi ide-ide para finalis. Para finalis juga memiliki ruang lebih luas untuk memahami apa yang sebenarnya menjadi akar masalah setiap lokasi tujuan program.
"Ada salah satu mahasiswa yang tidak hanya betul-betul memahami situasi alamnya, tetapi juga kultur budaya masyarakat di desa tersebut. Ini justru menjadi hal yang penting dan utama, tentang memahami manusianya," kata Nicholas Saputra dalam keterangan resminya.

Sebagai juri, Nicholas Saputra juga memberikan penilaian terhadap proposal yang diajukan mahasiswa. Ia dan panelis lainnya juga memberikan masukan agar ide-ide yang dilontarkan finalis semakin sempurna.
Adapun para finalis terbagi menjadi 8 tim dari berbagai universitas ternama di Indonesia seperti Universitas Lampung (UNILA), Universitas Padjadjaran (UNPAD), Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Andalas (UNAND), Universitas Gajah Mada (UGM), dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Selama babak penjurian, lawan main Dian Sastrowardoyo ini mengaku terkesan dengan inovasi yang diajukan para finalis, salah satunya solusi Smart Reef Initiative dari tim UNILA yang mengusung teknologi IoT untuk membuat sistem peringatan dini tsunami.
Tak hanya itu, Nicholas juga terkesan dengan Savana dari tim UI yang memadukan edukasi kesehatan, pertanian organik, serta pelatihan bahasa Inggris untuk masyarakat Edelweiss Wonokitri.
"Semoga program Genera-Z Berbakti dapat menjadi wadah bagi para mahasiswa untuk mengembangkan ide-ide kreatif mereka dan memberikan dampak positif bagi masyarakat," tutupnya.