Jakarta (ANTARA) - Kebiasaan buruk sehari-hari yang sering dilakukan oleh anak muda, tanpa disadari dapat memicu timbulnya perut buncit.
Secara medis, kondisi ini terjadi akibat penumpukan lemak di area pinggang dan perut. Lemak tersebut terbagi menjadi dua jenis, yaitu lemak subkutan yang berada di bawah kulit dan lemak viseral yang menumpuk di sekitar organ dalam tubuh.
Meski terlihat sepele, perut buncit sebaiknya tidak diabaikan. Selain mengganggu penampilan, kondisi ini bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit metabolik seperti kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, hingga diabetes.
Melansir dari berbagai sumber, berikut enam kebiasaan buruk yang sebaiknya dikurangi dan dihindari agar tidak berakhir dengan perut buncit.
1. Kurang tidur dan stres
Anak muda kerap kali bergadang hingga waktu istirahatnya berkurang. Kondisi kurang tidur pun mempengaruhi keseimbangan hormon ghrelin dan leptin yang berperan mengatur rasa lapar dan kenyang.
Saat tubuh kurang tidur, hormon ghrelin (yang memicu rasa lapar) dapat meningkat, sedangkan hormon leptin (yang menekan nafsu makan) akan menurun. Akibatnya, seseorang jadi lebih mudah lapar dan cenderung makan berlebihan.
Selain itu, stres berkepanjangan juga dapat meningkatkan hormon kortisol, yang mendorong penumpukan lemak di bagian perut sebagai respons tubuh terhadap tekanan.
2. Jarang bergerak atau malas berolahraga
Aktivitas fisik yang rendah membuat kalori dari makanan tidak terbakar dengan optimal.
Saat asupan kalori lebih banyak daripada yang dikeluarkan, kelebihan energi akan disimpan sebagai lemak, termasuk di area perut.
Kurangnya aktivitas juga menyebabkan massa otot berkurang dan metabolisme tubuh menurun, sehingga proses pembakaran lemak menjadi lebih lambat.
3. Makan terlalu malam dan konsumsi camilan tidak sehat
Kebiasaan makan terlalu dekat dengan waktu tidur membuat sistem pencernaan bekerja saat tubuh seharusnya beristirahat.
Hal ini pun mengganggu metabolisme dan memperlambat proses pencernaan dalam tubuh.
Jika ditambah dengan kebiasaan mengonsumsi camilan tinggi gula dan rendah nutrisi, lemak pun akan semakin lebih mudah menumpuk di perut.
4. Konsumsi alkohol dan merokok
Alkohol mengandung kalori tinggi yang mudah disimpan sebagai lemak tubuh.
Bahkan, konsumsi alkohol dapat meningkatkan nafsu makan dan mempengaruhi pola konsumsi makanan yang tidak sehat.
Kebiasaan merokok turut menghambat proses pembakaran lemak dan menyebabkan lemak yang tidak merata pada tubuh, terutama di bagian perut.
5. Sering bermain gadget dan scroll media sosial sebelum tidur
Kebiasaan menatap layar ponsel sebelum tidur juga menjadi pemicu tidak langsung perut buncit.
Cahaya biru (blue light) dari layar gadget dapat menurunkan produksi hormon melatonin yang mengatur siklus tidur. Akibatnya, kualitas dan durasi tidur menurun.
Banyak anak muda yang melakukan kebiasaan ini sambil mengonsumsi camilan manis atau tinggi kalori, sehingga menambah asupan energi berlebih bagi perutnya.
6. Kurang minum air putih
Asupan air putih yang cukup sangat penting untuk menunjang metabolisme tubuh dan membantu pembakaran lemak. Jika tubuh kekurangan cairan, proses metabolisme melambat dan pencernaan terganggu.
Sayangnya, banyak anak muda yang lebih sering memilih minuman manis seperti kopi dengan gula, susu, atau sirup yang tinggi kalori, sehingga berisiko meningkatkan timbunan lemak di perut.
Cara mencegah dan mengatasi perut buncit
Kondisi perut buncit dapat dicegah dengan memperbaiki gaya hidup, mulai dari pola makan hingga manajemen stres.
1. Perbaiki pola makan
Kurangi konsumsi minuman alkohol dan makanan berlemak, bergula serta tinggi karbohidrat olahan, seperti nasi putih, roti putih, atau makanan cepat saji.
Pilih minuman yang sehat, seperti teh hijau yang berfungsi meningkatkan metabolisme tubuh hingga pembakaran lemak, dan makanan kaya protein seperti telur, ikan, ayam tanpa lemak, dan kacang-kacangan yang dapat memberi rasa kenyang lebih lama.
Kemudian, hindari makan pada waktu larut malam dan batasi camilan tidak sehat, agar kalori tidak berubah menjadi lemak perut.
2. Rajin berolahraga
Lakukan olahraga aerobik seperti jalan cepat, lari, atau bersepeda setidaknya 150 menit per minggu. Aktivitas ini membantu membakar kalori dan mengurangi lemak tubuh.
Selain itu, Anda juga dapat olahraga latihan kekuatan (strength training) untuk membentuk massa otot dan meningkatkan sistem metabolisme.
3. Kelola stres dengan baik
Stres kronis dapat meningkatkan hormon kortisol yang memicu penumpukan lemak.
Untuk mengatasinya, lakukan kegiatan relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau aktivitas yang menyenangkan.
Usahakan untuk tidur yang cukup selama 7–9 jam setiap malam agar dapat menjaga keseimbangan hormon yang mengatur nafsu makan dan penyimpanan lemak.
Dengan memperbaiki kebiasaan sehari-hari, anak muda dapat menjaga bentuk tubuh tetap ideal, sekaligus menurunkan risiko berbagai penyakit yang berkaitan dengan lemak perut dan metabolisme.
Baca juga: Perubahan gaya hidup kunci cegah hipertensi pada kaum muda
Baca juga: Menpora yakin gimnastik jadi gaya hidup baru bagi anak muda
Baca juga: Menilik tren pemanfaatan pinjol di kalangan anak muda Jakarta
Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

1 week ago
19




































