Jakarta (ANTARA) - Apakah Anda atau orang di sekitar Anda termasuk orang yang sulit melepaskan barang, hingga rumah terasa sesak dan berantakan? Bisa jadi itu bukan sekadar kebiasaan menumpuk, melainkan gejala hoarding disorder gangguan psikologis yang membuat seseorang terus mengumpulkan barang secara berlebihan dan sulit membuangnya.
Hoarding disorder bukan sekadar “suka menimbun,” tapi kondisi serius yang dapat mempengaruhi kesehatan mental, kebersihan rumah, dan kualitas hidup sehari-hari.
Mengenal hoarding disorder
Hoarding disorder merupakan gangguan mental yang ditandai dengan kesulitan signifikan untuk melepaskan atau membuang barang-barang, terlepas dari nilai atau kegunaannya. Kondisi ini menyebabkan penumpukan benda di rumah dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Perilaku menimbun ini biasanya melibatkan barang-barang yang sudah kotor atau rusak. Sayangnya, banyak penderitanya tidak menyadari bahwa kebiasaannya ini bermasalah, sehingga penanganan-nya menjadi lebih sulit.
Penderita hoarding disorder seringkali menyimpan barang karena merasa benda tersebut akan berguna di masa depan, memiliki nilai sentimental, atau memberikan rasa aman ketika dikelilingi oleh benda-benda tersebut. Kesulitan untuk melepaskan barang ini muncul dari dorongan kuat untuk terus menyimpannya.
Tingkat keparahan hoarding disorder bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Pada beberapa orang, penumpukan barang mungkin tidak terlalu mengganggu kehidupan sehari-hari, tetapi pada kasus yang lebih berat, hal ini bisa mempengaruhi aktivitas rutin secara signifikan.
Risiko komplikasi hoarding disorder
Hoarding disorder yang tidak ditangani dapat menurunkan kualitas hidup secara signifikan dan menimbulkan berbagai risiko. Penumpukan barang membuat seseorang lebih berisiko terpeleset, jatuh, atau bahkan tertimpa benda-benda yang ditimbun.
Baca juga: Digital detox: menjaga keseimbangan dunia maya dan nyata
Baca juga: Psikolog ingatkan dampak kecerdasan buatan bagi kesehatan mental
Ruangan yang penuh sesak juga membuat aktivitas sehari-hari menjadi terbatas dan meningkatkan kemungkinan terjebak di dalamnya. Selain itu, kondisi ini kerap memicu konflik dengan anggota keluarga atau orang di sekitar, serta membuat penderitanya terisolasi dari lingkungan sosial.
Rumah yang sulit dibersihkan akibat penumpukan barang pun berpotensi menjadi sarang kuman dan bakteri, yang dapat mengganggu kesehatan. Lingkungan yang kacau ini juga mempengaruhi produktivitas kerja, dan dalam kasus tertentu, tumpukan barang yang dekat sumber api bisa menimbulkan bahaya kebakaran.
Baca juga: Pelatihan USEFT tingkatkan kesadaran kesehatan mental di tempat kerja
Baca juga: Membiarkan diri menangis baik untuk kesehatan mental
Baca juga: Digital detox: menjaga keseimbangan dunia maya dan nyata
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

2 days ago
9




































