Jakarta (ANTARA) - Pernahkah Anda melihat seseorang yang sulit melepaskan barang, hingga rumahnya penuh sesak dengan tumpukan benda? Kondisi ini bisa menjadi tanda dari hoarding disorder, gangguan mental yang membuat penderitanya cenderung menimbun barang secara berlebihan.
Hoarding disorder bukan sekadar kebiasaan “suka menumpuk,” melainkan perilaku yang serius dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, kesehatan, serta hubungan sosial.
Berikut ini akan membahas gejala dan penyebab hoarding disorder, sehingga Anda bisa lebih memahami tanda-tanda awal, faktor yang memicu perilaku menimbun, berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari berbagai sumber.
Baca juga: Kenali hoarding disorder dan risiko penumpukan barang di rumah
Baca juga: Pakar: Butuh kajian ilmiah untuk pastikan seorang "hoarding disorder"
Gejala hoarding disorder
Gejala hoarding disorder biasanya mudah dikenali karena sering terlihat dari kondisi rumah yang berantakan dan penuh tumpukan barang. Keadaan ini kerap membuat penderitanya enggan menerima kunjungan teman, keluarga, atau orang lain ke rumah.
Beberapa tanda umum dari hoarding disorder antara lain menumpuk banyak barang, merasa cemas, marah, atau panik saat harus membuang benda-benda tersebut, serta khawatir barang-barang itu akan dibutuhkan di masa depan.
Penderitanya juga cenderung tidak percaya jika ada orang lain menyentuh barang miliknya. Ruangan di rumah menjadi tidak berfungsi dengan baik karena terlalu banyak benda yang tidak terpakai, dan penderita sering hidup terisolasi dari keluarga maupun teman.
Mereka mengalami kesulitan untuk membuang atau merapikan barang-barang, dan merasa tertekan bila benda miliknya disentuh oleh orang lain. Akibatnya, tumpukan barang ini secara signifikan mengganggu fungsi ruangan dan kenyamanan rumah secara keseluruhan.
Alasan penderita hoarding disorder enggan membuang barang
Orang dengan hoarding disorder sering sulit melepaskan barang-barang yang tidak terpakai karena beberapa alasan berikut:
• Percaya barang-barang tersebut akan berguna di kemudian hari
• Merasa sayang atau berat hati jika barang dibuang
• Barang-barang tersebut membantu mengingat orang atau peristiwa penting
• Kesulitan menentukan tempat penyimpanan yang tepat untuk benda-benda tersebut
• Menganggap benda memiliki nilai sentimental, unik, atau tidak tergantikan
Faktor penyebab hoarding disorder
Berdasarkan situs rumah sakit Siloam Hospitals,meskipun penyebab pasti hoarding disorder belum sepenuhnya diketahui, kondisi ini sering dikaitkan dengan beberapa gangguan kesehatan mental seperti OCD, skizofrenia, atau depresi. Selain itu, beberapa faktor yang diduga meningkatkan risiko antara lain:
• Tinggal sendirian
• Belum menikah
• Memiliki anggota keluarga dengan riwayat hoarding disorder
• Pernah ditinggalkan orang yang disayangi
• Pernah atau sedang menghadapi masalah ekonomi
• Pernah kehilangan harta benda akibat bencana, kebakaran, atau kejadian lainnya
• Mengalami gangguan kognitif
• Riwayat masa kecil yang kekurangan atau masalah dengan anggota keluarga
• Tidak dibiasakan memilah dan memprioritaskan barang sejak kecil
Baca juga: Membiarkan diri menangis baik untuk kesehatan mental
Baca juga: Digital detox: menjaga keseimbangan dunia maya dan nyata
Baca juga: Psikolog ingatkan dampak kecerdasan buatan bagi kesehatan mental
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

1 day ago
7





































