Tokyo (ANTARA) - Ribuan pendemo memadati jalan-jalan di Filipina pada Minggu menuntut para pejabat tinggi negara itu untuk mengundurkan diri, dalam aksi protes terbaru yang digelar di kota-kota utama sebagai perlawanan atas korupsi yang meluas.
Para pendemo berjalan menuju Istana Malacanang sambil membawa bendera merah dan spanduk, seraya meneriakkan "Presiden Ferdinand Marcos Jr, Raja para koruptor".
Mereka sempat berhadapan dengan polisi, yang telah memasang barikade di sekeliling lokasi, sebelum akhirnya bubar tanpa bentrokan.
Menurut laporan polisi dan media lokal, setidaknya 25.000 orang bergabung dalam demonstrasi di Manila dan di berbagai tempat yang diorganisir oleh kelompok masyarakat sipil.
Serangkaian aksi demo, termasuk yang terjadi pada September memicu kerusuhan dan menewaskan satu orang, muncul setelah Marcos memerintahkan untuk menyelidiki proyek-proyek penanggulangan banjir pemerintah yang diduga menyimpang.
Skandal tersebut diduga menghabiskan dana 1 triliun peso, atau sekitar $17 miliar (sekitar Rp283,1 trilyun), yang dialokasikan untuk proyek-proyek yang di bawah standar atau bahkan tidak ada selama 15 tahun terakhir.
Seorang mahasiswa yang ikut dalam demonstrasi tersebut mengatakan bahwa Marcos dan Wakil Presiden Sara Duterte harus dimintai pertanggungjawaban dan semua pejabat korup harus dipenjara.
Aktivis Renato Reyes mengatakan, "Marcos tidak bisa cuci tangan dan berpura-pura tidak terlibat... Korupsi kini menggedor-gedor Kantor Presiden."
Sumber: Kyodo
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

1 week ago
7







































