Bandung (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Barat mencatat adanya kesenjangan signifikan yang menghambat potensi investasi dan konsumsi di daerah, di mana pertumbuhan kredit perbankan jauh tertinggal di bawah laju pertumbuhan ekonomi provinsi.
Direktur Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, Perlindungan Konsumen dan Layanan Manajemen Strategis OJK Jabar, Yuzirwan, mengatakan hingga periode September 2025, pertumbuhan kredit di Jabar tercatat hanya mencapai 3,75 persen, jauh di bawah angka pertumbuhan ekonomi daerah yang berada di kisaran 5,2 persen, hingga belum mampu mendorong pertumbuhan ekonomi secara maksimal.
"Kalau kita lihat, pertumbuhan ekonomi 5,2 persen. Sementara kita, pertumbuhan kredit 3,75 persen, berarti kan masih di bawah. Dan harus segera diatasi agar bisa mencapai target yang dicanangkan," ujar Yuzirwan di Bandung, Kamis.
Yuzirwan menyimpulkan bahwa faktor utama yang menyebabkan melambatnya penyaluran dana perbankan tersebut adalah melemahnya permintaan atas kredit dari dunia usaha dan masyarakat.
Dan pertumbuhan kredit tahun ini tidak sekuat tahun sebelumnya, meskipun secara nominal masih mengalami kenaikan.
OJK berharap pertumbuhan kredit Jabar dapat didorong hingga mencapai target pertumbuhan kredit nasional yang berada di angka 7 persen.
Sebagai pengawas sektor jasa keuangan, OJK meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi sangat didukung oleh investasi dan konsumsi. Oleh karena itu, lonjakan permintaan kredit perbankan menjadi hal yang mendesak untuk memastikan modal yang disalurkan dapat memutar roda investasi swasta dan konsumsi rumah tangga, yang merupakan komponen terbesar penyumbang ekonomi Jabar.
"Bagaimana caranya pertumbuhan kredit seperti nasional, sampai dengan tujuh persenan, atau kalau bisa seperti tahun lalu, agak naik sedikit. Sehingga pertumbuhannya itu mendorong pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Baca juga: Jabar-OJK diharapkan perkuat kolaborasi berantas bank-pinjol ilegal
Baca juga: OJK: Transmisi BI-Rate dan Nataru dorong kredit konsumsi di akhir 2025
Baca juga: BI catat pertumbuhan kredit Oktober melambat, permintaan belum kuat
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.







































