Jakarta (ANTARA) - Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan pentingnya kerja sama global dalam pengembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam konferensi internasional AI Journey 2025 di Moskow pada 19-21 November 2025.
Menurut siaran pers yang diterima di Jakarta pada Jumat (21/11), dalam sebuah sesi diskusi, Putin mengatakan bahwa kolaborasi internasional diperlukan karena AI dengan kemampuannya mengambil keputusan secara otonom telah membuat inovasi besar dalam beberapa tahun terakhir.
Teknologi itu juga disebutnya menjadi elemen strategis dan banyak negara berlomba memiliki model-model AI fundamental. Dia juga mengatakan bahwa infrastruktur untuk pengembangan model dan penerapannya di berbagai sektor perlu didukung oleh regulasi dan standar etika yang memadai.
Konferensi tersebut juga menghadirkan ahli dari berbagai negara untuk membahas beragam transformasi spesifik yang didorong oleh perkembangan AI.
Evgeny Burnaev, Kepala AI Center Skoltech, menyatakan bahwa AI akan mendorong industri beralih dari otomatisasi ke proses otonom, di mana sistem yang akan mengelola manufaktur, logistik, energi, dan layanan publik, serta membuka kebutuhan profesi baru untuk merancang dan memastikan sistem yang aman serta terpercaya.
Ajith Abraham, Rektor Sai University di Chennai, India, membahas hasil studi yang dilakukan di bawah International AI Alliance yang dibentuk pada AI Journey 2024.
Hasil studi itu menunjukkan bahwa AI generatif mempercepat riset ilmiah dan penemuan secara signifikan. Sebelumnya, pemahaman industri memakan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun, tetapi sekarang bisa dilakukan dalam hitungan hari atau pekan.
Dalam konferensi itu pula, Indonesia menyerukan perlunya kerja sama internasional dalam tata kelola AI yang inklusif, berpusat pada manusia, dan adil bagi negara-negara berkembang.
Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan Indonesia mengakui AI sebagai teknologi strategis yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di masa depan, serta dapat berkontribusi langsung pada tujuan pembangunan berkelanjutan.
Indonesia mendorong untuk memastikan akuntabilitas dalam teknologi, karena penggunaan AI sudah bisa memasuki tata kelola pekerjaan-pekerjaan di parlemen pemerintah.
Baca juga: AI buatan dalam negeri dapat tingkatkan ekonomi Australia
Baca juga: Redea Institute ajak orang tua pahami peluang dan risiko AI bagi anak
Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

10 hours ago
6






































