Padel jadi salah satu olahraga yang pertumbuhannya paling pesat di dunia. Di Indonesia, popularitas olahraga ini bisa kelihatan dari menjamurnya lapangan padel, khususnya di wilayah Jabodetabek. Antrean lapangannya juga selalu mengular, jadi harus booking dari jauh-jauh hari biar bisa main.
Di luar negeri, padel nggak kalah booming. International Padel Federation (FIP) bilang kalau di tahun ini, udah ada 87 federasi padel yang terafiliasi dengan FIP. Kini, padel udah dimainkan di lebih dari 140 negara, dengan total pemain amatir mencapai 30 juta orang.
Banyak yang bilang kalau salah satu faktor yang bikin padel berkembang pesat, tuh, karena orang-orang pada FOMO alias takut ketinggalan tren. Emang benar begitu? Yuk, simak pendapat teman kumparan di bawah ini.
Padel Olahraga FOMO: Setuju atau Nggak?
Demam padel yang terjadi di Indonesia disebut-sebut karena banyak orang FOMO atau Fear of Missing Out. Sejumlah teman kumparan setuju akan hal ini, salah satunya Arni Kartikasari (42).
“Menurut saya, ya, padel memang olahraga yang muncul dengan ciri khas FOMO, istilah takut ketinggalan,” ucap Arni. “Asal ada uang, kesempatan dan peralatannya, siapa pun bisa main padel, makanya ini langsung hits, jadi (orang-orang) FOMO banget, dong, ya.”
Banyaknya figur publik yang bermain padel membuat orang-orang akhirnya penasaran dan ikutan main bareng temannya. Foto-foto main padel yang seliweran di media sosial juga menambah FOMO banyak orang untuk ikutan main.
Meski begitu, teman kumparan Jenatan Sianipar (34) tidak menganggap fenomena FOMO padel sebagai hal yang negatif. ”Dibilang FOMO (main padel) iya juga, sih, tapi selagi FOMO-nya mengarah ke positif tidak masalah, ya,” katanya.
Justru, Jenatan menganggap fenomena ini bagus, karena orang-orang semakin peduli terhadap kesehatannya dan rajin berolahraga. “Apalagi sekarang ini juga sudah banyak komunitas (padel), orang-orang yang sefrekuensi bisa saling support,” tuturnya.
Namun, pandangan lain diutarakan Arni. Ia menganggap olahraga padel lebih lekat dengan “gengsi” ketimbang “sehat”. Meskipun ia tidak menuduh semua orang bermain padel untuk gengsi, tapi tak dapat dimungkiri bahwa olahraga padel identik dengan kelas masyarakat tertentu.
“Seperti olahraga yang sangat disimbolkan dengan gengsi,” kata Arni, “Jatuhnya seperti golf, hanya untuk kalangan tertentu, yang mampu silahkan join yang belum mampu, ya belum bisa menjadi bagian dari olahraga ini sepertinya.”
Padel memang bukan olahraga yang murah. Untuk bermain, kamu harus punya raket khusus yang harga rata-ratanya jutaan rupiah. Kalau nggak punya raket, kamu bisa sewa per jam, sih, harganya lumayan terjangkau, sekitar Rp 30-50 ribu.
Tapi masalah duit belum selesai setelah sewa raket, karena kamu masih harus sewa lapangan yang harganya kisaran Rp 250 hingga Rp 800 ribu per jam. Jadi, memang harus s...

3 weeks ago
11






































