Paus Leo XIV akan memulai kunjungan luar negeri pertamanya. Dalam 6 hari ke depan, dia akan mengunjungi Turki dan Lebanon.
Kunjungan ke dua negara itu sebetulnya awalnya direncanakan oleh mendiang Paus Fransiskus. Tema kunjungan ini, Membangun Jembatan, adalah tema yang diangkat Paus Leo begitu melangkahkan kaki di balkon Basilika Santo Petrus pada Mei lalu.
Dalam 6 bulan pertama kepausannya, Paus Leo menunjukkan sikap yang terukur, bahkan cenderung berhati-hati. Namun untuk kunjungan ini, kekuatan diplomasinya akan diuji secara ketat.
Dikutip dari BBC, Kamis (27/11), momen penting dalam kunjungan ini akan berlangsung di kota Iznik, Turki, yang merupakan situs kota tua Nicaea.
Paus Leo dan pemimpin dari tradisi Kristen lainnya akan berkumpul untuk memperingati hari jadi konsili kuno yang terbentuk 1.700 tahun lalu. Pada 325 Sebelum Masehi (SM), lebih dari 200 uskup di konsili itu meneguhkan keyakinan bahwa Yesus adalah putra Tuhan, yang kemudian menghasilkan apa yang dikenal sebagai Kredo Nicea.
Kristen Timur dan Kristen Barat kemudian pecah secara dramatis. Lewat kunjungan ini, akan ada pesan tentang kebersamaan dan pemulihan perpecahan.
Masih di Turki, Paus Leo akan mengunjungi Masjid Biru, sebagaimana yang telah dilakukan Paus Fransiskus dan Paus Benediktus XVI. Dia akan bertemu dengan berbagai pemimpin agama sebagai isyarat dialog antaragama sebelum melanjutkan kunjungannya ke Lebanon.
Lebanon baru-baru ini dihantam serangan udara Israel. Namun, Vatikan memastikan rencana Paus Leo mengunjungi Lebanon tidak berubah.
Di Lebanon, Paus Leo akan bertemu lebih banyak pemimpin agama dan mendengarkan masukan dari anak-anak muda di Lebanon. Kunjungan ini khususnya akan memberikan dorongan bagi sekitar sepertiga penduduk Lebanon yang beragama Kristen.
Di hari terakhir kunjungannya, Paus Leo akan memimpin misa di tepi laut Beirut, tepatnya di lokasi ledakan pelabuhan pada 2020 lalu. Paus Leo akan mendoakan lebih dari 200 orang yang tewas dan sekitar 7 ribu orang yang terluka.
Dalam beberapa bulan terakhir, meski telah menyuarakan beberapa isu penting seperti martabat imigran, Paus Leo tidak sepolitik pendahulunya.
Paus Fransiskus dinilai sebagai sosok visioner, namun Paus Leo tetap berpegang teguh pada cita-cita progresif pendahulunya sambil tetap memperhatikan pandangan tradisionalis.
Paus Leo berkali-kali menyerukan agar perang dihentikan, tapi dengan cara yang berbeda dengan Paus Fransiskus. Salah satu langkah yang paling berkesan dari Paus Fransiskus adalah sering menghubungi Gereja Keluarga Kudus di Gaza untuk menyatakan dukungannya.
Paus Leo dijadwalkan akan bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan pemimpin sipil Lebanon. Paus Leo mungkin akan memberikan komentar terkait pandangannya atas konflik yang terjadi di kawasan itu.

3 weeks ago
11






































