Komisi X DPR Dorong Aturan Anti-Bullying, Kebijakan Korsel Bisa Jadi Contoh

1 week ago 6
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Wakil Ketua Komisi X sekaligus Ketua DPP PDIP, MY Esti Wijayati. Foto: Jonathan Devin/kumparan

Wakil Ketua Komisi X DPR Maria Yohana Esti Wijayati menilai, Korea Selatan bisa menjadi contoh dalam merumuskan regulasi anti-bullying yang tegas di Indonesia.

Ia menyoroti kebijakan terbaru di negara itu, di mana riwayat siswa pelaku bullying akan tercantum saat mendaftar ke perguruan tinggi mulai 2026.

“Ini menarik, bisa menjadi contoh untuk penanganan sanksi sosial kepada pelaku bullying. Norma sanksi yang jelas dapat membuat mereka yang terindikasi punya sikap bullying lebih berhati-hati dan memiliki pengendalian diri,” tutur Esti dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Rabu (26/11).

Menurut Esti, model sanksi sosial seperti yang diadopsi Korsel dapat menjadi “rem moral” agar pelaku perundungan tidak hanya dikenai disiplin, tetapi juga menanggung konsekuensi sosial yang berdampak pada masa depan akademiknya.

Ia mendorong penguatan regulasi anti-bullying di lingkungan pendidikan Indonesia menyusul maraknya kasus perundungan dalam beberapa waktu terakhir.

Menurutnya, regulasi tidak cukup hanya dalam bentuk pasal, tetapi harus disertai Standar Operasional Prosedur (SOP), mekanisme pengawasan, dan pelaksanaan yang terukur.

“Perilaku bullying di sekolah bukan hanya persoalan disiplin. Tetapi masalah sistemik yang berkaitan dengan kualitas lingkungan belajar, kesehatan mental siswa, kapasitas guru, serta budaya sekolah yang belum sepenuhnya menghargai keselamatan dan martabat anak,” tegasnya.

Ilustrasi bullying di Korea Selatan. Foto: Rawpixel.com/Shutterstock

Esti menyebut langkah memasukkan pencegahan dan penanganan bullying ke dalam revisi UU Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas) merupakan upaya strategis memperbaiki ekosistem pendidikan secara struktural.

Ia mengkritisi regulasi pendidikan terdahulu yang kerap mencantumkan istilah seperti bullying, pelaporan ramah anak, hingga pendampingan psikologis. Namun, tidak memiliki definisi operasional maupun timeline respons yang seragam.

“Akibatnya, sekolah menafsirkan mandat pencegahan bullying secara berbeda-beda, dan kasus yang seharusnya ditangani serius justru tertutup oleh prosedur administratif yang lemah,” ujarnya.

Keterbatasan kapasitas guru, menurut Esti, menjadi salah satu kendala utama dalam penanganan kasus bullying di sekolah. Ia menilai perlu adanya pelatihan khusus agar guru mampu bertindak cepat, profesional, dan memahami mekanisme penanganan konflik antar siswa.

“Pencegahan dan penanganan bullying tidak mungkin berjalan jika kapasitas pelaksana di sekolah rendah. Guru perlu memiliki kompetensi konseling dan manajemen konflik, siswa harus teredukasi, orang tua aktif terlibat, dan sekolah wajib memiliki SOP yang hidup, bukan sekadar dokumen formalitas,” jelasnya.

RUU Sisdiknas Diharapkan Wajibkan SOP di Setiap Sekolah

Esti berharap revisi RUU Sisdiknas dapat mendorong lahirnya regulasi turunan yang operasional, memiliki standar anggaran minimum, serta memungkinkan audit implementasi program anti-bullying di sekolah.

“Tanpa aturan yang rinci agar dapat ada audit, upaya pemberantasan bullying hanya akan menjadi rumusan normatif tanpa kekuatan implementasi,” tegasnya.

Ia menilai penanganan bullying juga tidak boleh hanya ...

Read Entire Article