1 week ago
21
Kementerian ESDM meminta perbankan dalam negeri, terutama bank BUMN atau Himpunan Bank Negara (Himbara) ikut membiayai kegiatan eksplorasi hulu migas.
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan tidak hanya kegiatan produksi blok migas, tetapi kegiatan eksplorasi untuk mencari potensi dan sumber daya baru juga memerlukan dukungan pendanaan.
"Dukungan pembiayaan kita mengharapkan kontribusi dari perbankan di dalam negeri, termasuk dari bank Himbara, itu justru merupakan peluang yang perlu mereka maksimalkan dalam rangka bagaimana peningkatan produksi migas di dalam negeri," ujar Yuliot saat acara Rakor Dukungan Bisnis SKK Migas, Rabu (3/12).
Yuliot berharap Himbara dapat melihat potensi bisnis di hulu migas, termasuk ekosistem pendukung bisnis yang sudah terbangun secara keseluruhan, misalnya industri pipa atau alat pengeboran.
"Kalau ada vendor-vendor yang membutuhkan pembiayaan juga ini merupakan prospek pembiayaan yang bisa dilakukan oleh bank Himbara," ujar Yuliot.
Sementara itu, Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mencontohkan komitmen Himbara untuk membiayai proyek hulu migas yakni PT Bank Negara Indonesia (BNI) di Lapangan Mako, Blok Duyung, yang dioperasikan Conrad Asia Energy.
"Sebagai contoh, Bank BNI itu membiayai 100 persen pengembangan Lapangan Mako di Natuna," ungkap Djoko.
Sebelumnya, Djoko mengusulkan seluruh pendapatan (revenue) dari kegiatan hulu migas diberikan untuk proyek eksplorasi dapat diatur dalam revisi undang-undang (RUU) Migas. Sebab, salah satu kendala hulu migas adalah kebijakan fiskal dan perizinan, di mana anggaran eksplorasi hanya sekitar USD 1 miliar.
Di sisi lain, menurutnya, tidak ada bank nasional yang berkenan memberikan pinjaman untuk proyek hulu migas. Dengan begitu, perlu ada pendanaan lebih terhadap proyek eksplorasi.
Dengan kendala tersebut, Djoko mengusulkan Indonesia menerapkan skema pendanaan eksplorasi yang sama seperti Inggris dan Malaysia, yakni mengerahkan seluruh pendapatan hulu migas untuk eksplorasi, alih-alih disetor ke keuangan negara.
