Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, Indonesia tak akan lagi impor solar jika B50 bisa diimplementasi mulai tahun depan.
“Nah, saya hanya sedikit memberikan gambaran kira-kira seperti tahun depan, kalau kita melihat adanya implementasi B50 di semester 2, memang harga akan naik,” kata Ketua Umum Gapki, Eddy Martono, dalam Konferensi Pers IPOC 2025 di Kantor Gapki, Jakarta Pusat pada Selasa (28/10).
Untuk itu, Eddy juga akan membahas detail potensi kenaikan harga CPO ini dalam Indonesia Palm Oil Conference (IPOC) 2025 yang akan diselenggarakan tanggal 12-14 November di Bali.
Dikutip dari laman resmi Barchart, harga CPO pada Selasa (28/10) untuk kontrak Desember mengalami kenaikan sebesar 0,11 persen. Dengan begitu, harga CPO berada di level MYR 4.359 per ton.
Merespons penerapan B50, Eddy juga mengungkap ke depannya industri akan menaikkan produksi. Meski demikian, kenaikan tak akan berlangsung secara cepat namun akan terjadi secara perlahan.
Ia juga yakin kenaikan produksi bisa tercapai karena saat ini Gapki sedang melakukan inovasi dalam perkebunan kelapa sawit dengan mendatangkan serangga penyerbuk dari Tanzania.
“Kita berharap nanti dengan adanya introduksi serangga penyerbuk baru tapi kan itu masih kita rencana di semester 2, paling nanti akan terlihat sekali pengaruhnya nanti di tahun 2027. Tapi 2026 harusnya sudah mulai terjadi pengaruh daripada serangga penyerbuk tersebut,” ujarnya.
Sebelumnya, pemerintah juga membuka potensi adanya kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) CPO untuk memenuhi kebutuhan B50. Hal ini menurut Eddy justru berpotensi akan menekan harga CPO karena harga bahan baku Tandan Buah Segar (TBN) akan tertekan.
Meski begitu, sampai saat ini Eddy belum mendapat informasi atau melakukan pembicaraan langsung dengan Kementerian ESDM terkait DMO CPO tersebut.
“Kita tidak pernah mendapatkan informasi resmi dari ESDM seperti apa wacana yang akan dilakukan DMO tersebut. Apakah masih dikaitkan dengan ekspor, nah kalau dikaitkan dengan ekspor apakah nanti akan dinaikan kewajiban untuk DMO dalam negeri, artinya bahwa kalau itu dinaikan DMO sudah pasti ini akan ada hubungannya semua dengan masalah,” kata Eddy.
“Kalau begitu nanti harga CPO tertekan, dengan kondisi seperti ini, ya pasti nanti akan itu menurunkan harga TBS petani,” lanjutnya.
Untuk saat ini, Menteri ESDM Bahlil mengatakan, persiapan implementasi B50 tengah dalam proses uji coba mesin. Saat mandatori B50 dapat berjalan pada semester II 2026, dia menjamin Indonesia tidak lagi impor Solar.
"Direncanakan semester II 2026 itu mulai kita implementasikan, artinya kita tidak lagi impor solar. Sekarang total kebutuhan Solar kita impor 4,9 juta, jadi kalau kita konversi ke B50, itu kita sudah tidak impor lagi," ungkapnya saat Penandatanganan Nota Kesepahaman dengan BPS, Selasa (14/10).
Bahlil menyebutkan, kenaikan campuran CPO dengan BBM Solar dari B40 ke B50 membutuhkan penambahan pasokan (feedstock). Menurutnya, ada beberapa cara untuk menaikkan pasokan CPO untuk kebutuh...

11 hours ago
5






































