2 days ago
4
Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia Phillip Taula mempromosikan kedekatan budaya dengan Indonesia lewat sajian kuliner yang dimasak dengan teknik tradisional khas bangsa Maori, hāngī, yang memiliki kemiripan dengan bubigi di Papua.
"Yang ingin kami tekankan dalam acara ini adalah kemitraan atau kerja sama dan hubungan antara Indonesia dan Selandia Baru, mulai dari gaya memasak, kesamaan budaya dan bahasa," kata Taula pada sebuah acara di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (10/12).
Dia ingin menunjukkan bahwa Indonesia dan Selandia Baru secara tradisional memiliki kemiripan dalam cara memasak. Untuk itulah, dia ingin mempromosikan kesamaan budaya tersebut.
Menurut Taula, acara itu dapat meningkatkan pengalaman kuliner di antara masyarakat kedua negara dan mempromosikan berbagai hal yang memiliki kesamaan dengan Indonesia.
Dia juga mengungkapkan keinginannya melihat potensi baru dengan menggabungkan berbagai bahan makanan dari Indonesia dan Selandia Baru untuk menciptakan cita rasa yang baru.
"Mungkin daging sapi atau daging lainnya dari Selandia Baru dengan rempah-rempah dari Indonesia. Itu bisa membuat hidangan lebih lezat," katanya.
Hāngī adalah teknik memasak tradisional Maori, suku asli Selandia Baru, dengan cara membungkus makanan dan memasaknya di atas batu yang dipanaskan di dalam sebuah lubang untuk menciptakan cita rasa makanan berasap yang empuk.
Teknik memasak itu memiliki kemiripan dengan bubigi (bakar batu) yang dilakukan masyarakat Papua, di mana bahan makanan seperti umbi-umbian, sayur, dan ayam ditumpuk secara berlapis di bawah tanah yang dilapisi batu panas dan ditutupi daun.
Cara memasak seperti itu membuat bumbu meresap ke dalam makanan sehingga rasanya lebih kaya.
Baca juga: Selandia Baru: Memajukan ASEAN berarti juga memajukan kami
Baca juga: Dubes yakin hubungan RI-Selandia Baru semakin kuat di Tahun Baru Maori
Pewarta: Katriana
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
