Sekolah Rakyat, Ruang Toleransi Beragama yang Menguatkan Mimpi Enik

9 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Siswa Sekolah Rakyat Terintegrasi 2 Banyuwangi, Enik Susilowati, saat melakukan sembahyang dengan khusyuk di kamar asrama putri, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (19/9/2025). Foto: Biro Humas Kemensos/ Fickri Fadillah

Mendung menggantung di Langit Banyuwangi siang itu. Sementara udara dingin dari lereng Ijen turun menyelimuti Sekolah Rakyat Terpadu (SRT) 2 Banyuwangi. Bangunan yang dulunya Balai Diklat PNS kini beralih fungsi menjadi sekolah bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.

Berjarak sekitar 15 kilometer dari pusat kota, suasana sekolah terasa tenang dan asri, jauh dari hiruk pikuk jalanan. Dari kejauhan, suara anak-anak belajar bercampur dengan gemerisik dedaunan yang tertiup angin gunung.

Di sebuah kelas sederhana, empat murid duduk setengah melingkar. Mereka serius memperhatikan penjelasan Pak Sarjono, guru yang setiap Jum’at datang mengajar bimbingan agama Hindu. Di antara mereka ada Enik Susilowati (17), gadis asal Dusun Wonoasih, Desa Bumiharjo, Kecamatan Glenmore yang duduk rapi dengan seragam pramuka, Enik tampak tekun mendengar. Ia adalah satu dari sedikit siswa Hindu di sekolah yang mayoritas muridnya beragama Islam.

Sebelum di Sekolah Rakyat, hidup Enik penuh ujian sejak kecil. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Orang tuanya berpisah saat ia masih duduk di bangku SD. Hal itu membuatnya harus ikut sang ibu, Laminem, dan hidup menumpang di rumah nenek. Sang ibu bekerja serabutan sebagai buruh tani dan kadang mencari sayur pakis di hutan untuk menghidupi keluarga kecilnya. Penghasilan minim sering kali tak cukup untuk makan. Ada hari-hari ketika Enik hanya makan sekali sehari.

Sekolah Rakyat menjadi titik balik hidupnya. Dengan dukungan pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di desanya, ia bersedia didaftarkan meski awalnya diliputi rasa ragu.

Siswa Sekolah Rakyat Terintegrasi 2 Banyuwangi, Enik Susilowati, saat melakukan sembahyang dengan khusyuk di kamar asrama putri, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (19/9/2025). Foto: Biro Humas Kemensos/ Fickri Fadillah

“Rasanya aneh, enggak betah di sini. Tapi lama-lama kenal dengan teman dari luar, akhirnya betah juga,” katanya. Kini, Enik merasa bagian dari keluarga besar SRT 2 Banyuwangi.

“Kalau tidak ada sekolah ini, kemungkinan besar (saya) tidak bakalan lanjut sekolah, karena bantu ibu kerja dan tidak punya biaya buat nerusin sekolah,” kata Enik. Ia mengaku semua kakaknya hanya bisa melanjutkan sekolah sampai jenjang SMP.

Kehidupan di asrama membawa kebiasaan baru. Tidur bersama teman-teman membuatnya merasa lebih tenang.

“Kalau di rumah tidur sendirian, kasurnya juga keras. Di sini ada teman, kasurnya empuk,” ujarnya lantas tersenyum.

Pola makannya pun berubah. Dari sebelumnya tak teratur, kini ia selalu makan tiga kali sehari ditambah camilan.

“Tadi siang ada capcay, tempe, ikan, dapat snack juga. Enak sekali,” tambahnya dengan mata berbinar.

Yang paling berharga baginya adalah suasana toleransi yang hangat. Meski berbeda keyakinan, ia tidak pernah merasa dibeda-bedakan. Saat Hari Raya Saraswati (hari turunnya ilmu pengetahuan), ia difasilitasi untuk pulang dan dapat beribadah bersama keluarganya di Pura Giri Mulya yang berada di Desa Sugihwaras. Sehari-hari, ia juga tetap bisa menjalankan sembahyang tiga kali pada pagi, siang dan sore dengan nyaman, kadang di kelas, kadang di asrama. Teman-temannya bahkan sering mengingatkan dengan canda hangat,

“Kamu sudah sembahyang belum?” tutur Enik.

Siswa Sekolah Rakyat Terintegrasi 2 Banyuwangi, Enik Susilowati, saat melakukan sembahyang dengan khusyuk di kamar asrama putri, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (19/9/2025). Foto: Biro Humas Kemensos/ Fickri Fadillah

Bagi Enik, hal itu sangat berarti. Ia belajar agama Hindu dengan tenang, mengenal sloka, memahami permana, hingga meresapi kirtanam yang ia ibaratkan seperti zikir dalam Islam. Ia kerap melakukan kirtanam di kelas ketika teman-temannya salat duha, atau di asrama saat azan asar berkumandang. Semua berlangsung ...

Read Entire Article