Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan di Jakarta, Rabu, bergerak melemah 3 poin atau 0,02 persen menjadi Rp16.694 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.691 per dolar AS.
Ekonom dari Research and Development Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Taufan Dimas Hareva mengatakan sikap pelaku pasar yang masih berhati-hati membuat kurs rupiah melemah.
“Pada perdagangan sore ini, rupiah ditutup melemah tipis di tengah tarik-menarik sentimen global dan domestik. Meskipun data ekonomi Amerika Serikat menunjukkan pelemahan dan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan, penguatan rupiah tertahan oleh sikap pelaku pasar yang masih berhati-hati,” ucapnya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Tercatat, data Non-Farm Payrolls (NFP) AS menyusut sebesar 105 ribu pada Oktober 2025, membalikkan peningkatan sebesar 108 ribu pada bulan sebelumnya, sebelum pulih sedikit dengan melonjak 64 ribu pada November 2025.
Secara keseluruhan, NFP turun bersih sebesar 41 ribu selama Oktober-November 2025, jauh di bawah ekspektasi pasar yang memperkirakan peningkatan sebesar 25 ribu.
Tingkat pengangguran AS juga disebut mengalami kenaikan menjadi 4,6 persen pada November 2025 dari 4,4 persen pada September 2025, melebihi perkiraan konsensus sebesar 4,5 persen.
Indikator lain lebih lanjut menunjukkan momentum ekonomi yang melemah, dengan penjualan ritel AS pada Oktober 2025 bergerak stagnan di 0,0 persen month to month (mom), turun dari 0,1 persen mom sebelumnya dan di bawah ekspektasi peningkatan 0,1 persen mom.
Di sisi lain, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI-Rate tetap berada di level 4,75 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan Desember 2025 yang berlangsung pada Selasa (16/12) dan Rabu ini.
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.






































