Jakarta (ANTARA) - Kementerian Keuangan RI menegaskan komitmen menjaga kesehatan sektor keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta ketahanan keuangan rumah tangga.
Direktur Jenderal Stabilitas dan Pengembangan Sektor Keuangan Kemenkeu Masyita Crystallin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, mengatakan Pemerintah Indonesia telah menyusun berbagai kebijakan pengembangan pasar keuangan, asuransi, pensiun, dan pembiayaan jangka panjang.
Berbagai kebijakan itu diarahkan untuk mendukung pembiayaan pembangunan sekaligus memperkuat fondasi kesejahteraan masyarakat.
“Ibarat tubuh manusia, masing-masing sektor memiliki peranan yang sangat penting. Sektor keuangan adalah nadi yang mengalirkan energi ke seluruh tubuh. Sehatnya sektor keuangan mencerminkan sehatnya perekonomian Indonesia,” ujar Masyita.
Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus memperluas kolaborasi dengan mitra internasional.
Kolaborasi itu bertujuan untuk memastikan stabilitas sektor keuangan, meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan keuangan yang aman dan terjangkau, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Jaga kesehatan finansial kita untuk menjaga masa depan kita,” tutur Masyita.
Komitmen yang disampaikan oleh Dirjen Stabilitas dan Pengembangan Sektor Keuangan Kemenkeu merespons pernyataan Ratu Maxima dari Kerajaan Belanda, yang melakukan kunjungan ke RI sebagai Penasihat Khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Kesehatan Finansial (UNSGSA).
Ratu Maxima dalam Agenda Kesehatan Finansial Nasional (NFHE) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta, Kamis (27/11), menegaskan pentingnya menjaga kesehatan finansial di masyarakat karena tingginya kualitas kesehatan finansial dapat mendorong pertumbuhan ekonomi negara ke depannya.
Menurut Ratu Belanda, para regulator perlu berfokus setidaknya pada tiga aspek untuk membangun kesehatan finansial di masyarakat.
Aspek pertama yaitu menyadari bahwa ekosistem keuangan inklusif yang dibangun harus memiliki tujuan akhir menciptakan kesehatan finansial bagi masyarakat.
Aspek kedua adalah mengubah paradigma regulator dari sekadar “tidak berbuat buruk” jadi “mendorong perbuatan baik”, seperti dengan memberi insentif bagi masyarakat untuk menabung.
Sedangkan aspek ketiga adalah kesepahaman antara pihak regulator dan pihak swasta untuk bersama-sama mewujudkan kesehatan finansial.
Baca juga: Indonesia dukung seruan Ratu Maxima wujudkan kesejahteraan keuangan
Baca juga: BI perkuat inklusi-kesehatan keuangan sebagai bagian agenda nasional
Baca juga: RI komitmen majukan kesehatan finansial demi ketahanan masyarakat
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.







































