Bangunan rusak akibat serangan Israel di Doha, Qatar, 9 September 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, DOHA— Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengumumkan pada Rabu (11/9/2025) mereka akan terus berkoordinasi dengan faksi-faksi untuk mempertahankan keputusan nasional yang mewakili Palestina.
Anggota Biro Politik Hamas, Hussam Badran, mengatakan kejahatan Israel tidak akan mempengaruhi keputusan kepemimpinan gerakan tersebut atau koordinasi yang sedang berlangsung dengan berbagai faksi.
Langkah yang digunakan untuk mempertahankan keputusan nasional yang mewakili seluruh rakyat Palestina dalam berbagai masalah yang menjadi perhatian rakyat Palestina.
Pernyataan ini disampaikan menyusul penargetan delegasi perundingan Hamas di ibu kota Qatar, Doha, pada Selasa (10/9/2025).
Badran mengatakan, kejahatan yang dilakukan penjajah di Doha menegaskan apa yang selalu dikatakan, bahwa ini bukan negara biasa, melainkan gerombolan geng, pembunuh, dan teroris.
Mereka menjalankan sebuah negara dengan kemampuan militer hebat dan memiliki keyakinan ekstremis yang didasarkan pada khayalan rasis.
Dia menambahkan penjajah kriminal adalah bahaya nyata bagi keamanan dan stabilitas kawasan. Israel berada dalam perang terbuka dengan semua orang, bukan hanya rakyat Palestina.
Badran telah menerima pesan dan panggilan dari semua faksi Palestina, tokoh nasional dan komponen sosial, yang menyatakan solidaritas dan dukungan mereka terhadap gerakan dalam menghadapi kejahatan yang dilakukan Netanyahu, sosok buronan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
Badran menegaskan darah para pemimpin Hamas tak seberapa berharga dibandingkan dengan darah anak-anak, orang tua dan wanita di Gaza dan di tempat lain.
“Gerakan ini berjuang untuk rakyatnya dan bergerak secara politis dan diplomatis untuk melayani perjuangan Palestina. Tidak ada kekuatan di dunia ini yang dapat mencegah mereka menjalankan perannya,” kata dia.