Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) melaporkan, posisi investasi internasional (PII) Indonesia pada triwulan II 2025 mengalami kenaikan kewajiban neto menjadi 244,3 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
“Pada akhir triwulan II 2025, PII Indonesia mencatat kewajiban neto sebesar 244,3 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan kewajiban neto pada akhir triwulan I 2025 sebesar 226,3 miliar dolar AS,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Ramdan mengatakan, peningkatan kewajiban neto tersebut bersumber dari kenaikan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN).
Peningkatan aliran masuk modal asing pada investasi langsung dan investasi lainnya mendorong kenaikan posisi KFLN Indonesia.
Baca juga: Rupiah membaik seiring potensi kuat pemangkasan suku bunga Fed
Posisi KFLN pada akhir triwulan II 2025 tercatat sebesar 781,1 miliar dolar AS, naik 2,8 persen quartal to quartal (qtq) dari 759,6 miliar dolar AS pada akhir triwulan I 2025.
Peningkatan posisi investasi langsung didukung oleh prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik. Sementara kenaikan posisi investasi lainnya dipengaruhi oleh penarikan pinjaman luar negeri sektor swasta.
“Peningkatan posisi KFLN juga dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk rupiah, serta kenaikan harga saham di Indonesia,” kata Ramdan.
Adapun posisi AFLN Indonesia yang meningkat dipengaruhi peningkatan investasi penduduk pada berbagai instrumen finansial luar negeri.
Posisi AFLN pada akhir triwulan II 2025 tercatat sebesar 536,8 miliar dolar AS, naik 0,7 persen (qtq) dari 533,3 miliar dolar AS pada akhir triwulan I 2025.
Baca juga: Airlangga: 'Burden sharing' dalam bentuk bunga, bukan penerbitan SBN
Sebagian besar komponen AFLN mencatat peningkatan posisi, dengan peningkatan terbesar pada aset investasi langsung dan investasi lainnya.
Peningkatan posisi AFLN juga dipengaruhi oleh kenaikan harga aset dan pelemahan nilai tukar dolar AS terhadap beberapa mata uang negara penempatan aset.
Secara keseluruhan, Bank Indonesia memandang bahwa perkembangan PII Indonesia pada triwulan II 2025 tetap terjaga sehingga mendukung ketahanan eksternal.
Hal ini tercermin dari rasio PII Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) pada triwulan II 2025 yang tetap terjaga sebesar 17,2 persen.
Selain itu, struktur kewajiban PII Indonesia juga didominasi oleh instrumen berjangka panjang (92,2 persen) terutama dalam bentuk investasi langsung.
Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat mempengaruhi prospek PII Indonesia dan terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal.
Selain itu, Bank Indonesia akan terus memantau potensi risiko terkait kewajiban neto PII terhadap perekonomian.
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.